| dc.description.abstract |
Latar belakang penelitian ini berangkat dari keyakinan umat Islam
terhadap Al-Qur’an sebagai petunjuk sekaligus penyembuh (al-syifā’) yang
tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga berdampak pada kesehatan
mental dan emosional. Salah satu bentuk konkret penerapan makna ini dapat
ditemukan dalam praktik terapi yang dilaksanakan di Majelis Tazkiyatun Nafs
dan Terapi Qur’an (TNTQ), di bawah bimbingan Ustadzah Rahmania Idrus.
Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada bentuk pelaksanaan terapi melalui
pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an serta tanggapan dan pemaknaan jamaah
terhadap metode tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori
resepsi fungsional. Data diperoleh melalui observasi langsung, wawancara
mendalam dengan pengasuh majelis dan para jamaah, serta dokumentasi
selama kegiatan berlangsung. Pendekatan teori resepsi fungsional digunakan
untuk memahami makna yang ditangkap oleh masing-masing jamaah terhadap
ayat-ayat yang dibacakan dalam terapi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik terapi Qur’an di Majelis
TNTQ dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain pembacaan ayat-ayat
tertentu yang dipilih sesuai tujuan penyembuhan, muhasabah (merenungi diri),
ceramah keislaman, serta ruqyah mandiri. Sebagian besar jamaah memberikan
tanggapan positif terhadap praktik ini. Mereka memaknai terapi Qur’an
sebagai bentuk ikhtiar yang sesuai dengan ajaran Islam, serta media untuk
menyembuhkan jiwa, menenangkan hati yang gelisah, dan mendekatkan diri
kepada Allah. Praktik ini juga menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya
dilihat sebagai bacaan semata, tetapi juga sebagai solusi nyata untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. |
en_US |