| dc.description.abstract |
Penelitian ini membahas penafsiran QS. Ar-Rahman ayat 19-20 yang
mengandung ungkapan “Maraj al-Bahrain Yaltaqiyan”, melalui dua corak
tafsir yang berbeda, yaitu tafsir ilmi dan tafsir sufi. Fokus utama penelitian
diarahkan pada dua kitab, yakni Tafsir al-Jawahir karya Syekh Tantawi
Jauhari sebagai representasi tafsir ilmiah, dan Tafsir al-Jailani yang dikaitkan
dengan pemikiran Syekh Abdul Qadir al-Jailani sebagai representasi tafsir
sufistik. Kedua karya tersebut dipilih karena masing-masing menampilkan
corak penafsiran khas yang memperlihatkan keluasan makna ayat Al-Qur’an
baik dari sisi rasional-empiris maupun spiritual-metafisis.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan
dengan pendekatan tafsir tematik (maudhu‘i) serta analisis komparatif. Data
primer berupa dua kitab tafsir tersebut, sementara data sekunder diambil dari
buku, jurnal, artikel ilmiah, dan penelitian sebelumnya yang relevan. Analisis
diarahkan pada bagaimana perbedaan metodologi, latar belakang intelektual,
dan corak pemikiran para mufassir memengaruhi hasil interpretasi terhadap
ayat yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tafsir al-Jawahir lebih
menekankan aspek ilmiah, khususnya fenomena oseanografi tentang
pertemuan dua laut dengan karakteristik berbeda tetapi tidak bercampur.
Sementara itu, Tafsir al-Jailani lebih menekankan simbolisme sufistik,
dengan menafsirkan dua laut sebagai lambang dimensi lahir dan batin
manusia yang dibatasi oleh barzakh Ilahi. Dengan demikian, penelitian ini
tidak hanya menegaskan keluasan makna ayat, tetapi juga memperlihatkan
pentingnya integrasi antara sains dan spiritualitas dalam memahami AlQur’an secara holistik. |
en_US |