| dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya pemahaman yang adil dan
kontekstual terhadap konsep ḥūrun ‘īn dalam Al-Qur’an. Istilah ini kerap
dimaknai secara literal sebagai bidadari perempuan di surga, sebagaimana
dalam Tafsir Ibnu Kaṡīr (W. 774 H). Namun, mufasir kontemporer seperti M.
Quraish Shihab (L. 1944) menghadirkan tafsir yang lebih simbolik dan
inklusif, tidak terikat pada makna fisik maupun gender. Perbedaan ini
menunjukkan pentingnya kajian mendalam agar makna ḥūrun ‘īn tetap relevan
dengan nilai-nilai Islam dan konteks kehidupan modern.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode library
research (kajian pustaka). Sumber primer berasal dari Tafsir Ibnu Kaṡīr dan
Tafsir Al-Misbah, sedangkan sumber sekunder berupa karya-karya tafsir
kontemporer, buku, jurnal, tesis, dan artikel terkait. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan
pendekatan semantik Toshihiko Izutsu, yang menekankan pada kajian makna
kosakata Al-Qur’an, hubungan semantik antaristilah, serta pandangan dunia
(Weltanschauung) yang dibangun melalui istilah kunci tersebut. Dengan
demikian, penelitian ini berupaya mengungkap makna konseptual istilah ḥūrun
‘īn secara lebih mendalam dalam konteks Al-Qur’an.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penafsiran terhadap
ḥūrun ʿīn dalam dua tafsir tersebut terletak pada pendekatan dan cara pandang
masing-masing mufasir. Tafsir Ibnu Kaṡīr sebagai representasi tafsir klasik
menafsirkannya secara literal sebagai perempuan cantik penghuni surga,
dengan penekanan pada aspek fisik dan kenikmatan jasmani. Sebaliknya,
Tafsir Al-Misbah menawarkan pendekatan simbolik dan kontekstual; ḥūr
dipahami sebagai simbol cinta, kedamaian, dan relasi spiritual yang ideal,
bahkan tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Perbedaan ini berdampak
pada pemahaman Masyarakat. Penafsiran literal cenderung populer namun berisiko memperkuat bias gender, sementara pendekatan kontekstual Quraish
Shihab lebih inklusif, relevan dengan tantangan zaman, dan menjaga nilai-nilai
universal Al-Qur’an. |
en_US |