| dc.description.abstract |
Fenomena krisis moral dan meningkatnya kasus kekerasan seksual di
Indonesia menunjukkan urgensi pembahasan terkait larangan lā taqrabū alzinā (janganlah mendekati zina) dalam konteks kehidupan modern. Berbagai
bentuk degradasi moral, seperti normalisasi pacaran bebas, masifnya akses
pornografi digital, dan penyebaran konten seksual eksplisit di media sosial
tetap relevan dengan fenomena sosial masa kini. Penelitian ini bertujuan
menafsirkan ayat tentang larangan mendekati zina dengan pendekatan maʿnā
cum maghzā guna mengkaji pesan etis-kontekstual yang dapat menjadi
pelajaran bagi masyarakat modern.
Studi ini mengkaji makna historis (al-maʿnā al-tārikhī), pesan fenomenal
historis (al-maghzā al-tārikhī), dan relevansi kontemporer (al-maghzā almutaḥarrik) dari ayat tentang larangan mendekati zina dalam QS. Al-Isrā'
[17]:32.Perbedaan utama penelitian ini dengan kajian sebelumnya yaitu kajian
sebelumnya lebih menekankan interpretasi teoritis dan makna kebahasaan,
sementara penelitian ini fokus pada relevansi dan penerapan praktis dalam
menghadapi tantangan digitalisasi kontemporer. Dengan menekankan dimensi
sosial, etis, dan simbolik ayat, pendekatan maʿnā cum maghzā memungkinkan
pembacaan Al-Qur'an yang lebih kontekstual dan aplikatif.
Penelitian dilakukan secara kualitatif berbasis pustaka dengan metode
tafsir tematik (mauḍūʿī) dan analisis maʿnā cum maghzā. QS. Al-Isrā' [17]:32
menjadi objek formal utama dengan dukungan ayat-ayat terkait tentang
penjagaan kehormatan. Analisis mencakup aspek linguistik, intratekstual,
intertekstual, dan al-maghzā al-tārikhī serta al-maghzā al-mutaḥarrik dalam
konteks pencegahan zina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat tersebut mencerminkan prinsip
pencegahan komprehensif yang relevan dengan fenomena kontemporer,
seperti pacaran bebas, pornografi digital, cybersex, dan penyalahgunaan
media sosial sebagai jalan menuju perzinaan. Fenomena serupa masih terjadi
dalam bentuk normalisasi hubungan seksual pranikah, kemudahan akses konten pornografi, dan degradasi nilai-nilai kesucian. Karena itu, pendekatan
maʿnā cum maghzā menegaskan peran Al-Qur'an sebagai panduan etika
preventif dan solusi praktis dalam menjaga moralitas seksual menghadapi
tantangan digitalisasi kontemporer. |
en_US |