| dc.description.abstract |
Kajian ini di latarbelakangi oleh minimnya penelitian yang secara
spesifik mengkaji sistem penandaan tajwid (ḍabṭ) pada manuskrip Nusantara,
padahal aspek ini memiliki peran penting dalam menjaga ketepatan bacaan AlQur'an. Penelitian ini berupaya menggali pola penandaan hukum tajwid,
bentuk simbol yang digunakan, serta perbedaan penerapan ḍabṭ antara kedua
manuskrip tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan teknik studi naskah (codicology) dan analisis komparatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung terhadap fisik
manuskrip, pendokumentasian visual, serta pencatatan detail setiap tanda ḍabṭ
yang ditemukan. Analisis kemudian difokuskan pada klasifikasi bentuk
penandaan hukum bacaan seperti mad, ikhfᾱ’, iqlᾱb, idghᾱm, dan hukumhukum tajwid lainnya, disertai penelusuran kemungkinan latar belakang
variasi penandaan yang digunakan oleh penyalin mushaf.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua mushaf memiliki
kesamaan dalam penggunaan sebagian besar tanda ḍabṭ, seperti simbol garis
miring untuk hukum mad wᾱjib muttaṣil dan mad jᾱiz munfaṣil, serta
penggunaan titik atau tanda khusus untuk hukum ikhfᾱ’dan iqlᾱb. Namun,
terdapat perbedaan mencolok pada bentuk variasi tanda, posisi peletakan
simbol, dan konsistensi penerapannya. Mushaf B.1.1.41 cenderung
menggunakan bentuk yang lebih sederhana dan konsisten, sedangkan mushaf
B.1.1.70 memperlihatkan variasi bentuk simbol yang lebih beragam, diduga
dipengaruhi oleh gaya penyalinan lokal atau tradisi penyalin yang berbeda. |
en_US |