DSpace Repository

Toxic Parenting dalam Film Mother Perspektif Tafsir Al-Syarawi

Show simple item record

dc.contributor.advisor Muhamad Hizbullah
dc.contributor.author Nadira Rizkia, 20211446
dc.date.accessioned 2025-12-05T08:28:18Z
dc.date.available 2025-12-05T08:28:18Z
dc.date.issued 2025
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4667
dc.description.abstract Fenomena toxic parenting meningkat setiap tahunnya, toxic parenting merupakan suatu pola pengasuhan yang menyakiti anak secara fisik dan emosional. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang melarang menyakiti anak dan menekankan untuk menjaga anak dari perilaku orang tua yang merusak perkembangan anak. Namun masih sedikit penelitian yang mengeksplorasi tafsir ulama mengenai toxic parenting serta minimnya film pegasuhan sebagai edukasi yang diangkat dalam dunia perfilman. Salah satunya film Mother, mengangkat isu toxic parenting antara ibu dan anak dari kisah nyata di Jepang 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis toxic parenting dalam film Mother menurut penafsiran Al-Sya’rawi dalam Tafsīr Khawaṭir Al-Sya'rāwī Haul Al-Qur’an al-Karīm serta relevansinya dengan konteks masa kini. Penelitian ini termasuk jenis kualitatif berbentuk kepustakaan. Adapun pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan metode analisis semiotika oleh Roland Barthes terhadap sembilan adegan yang dipilih. Kemudian dibedah dengan ayat Al-Qur’an berdasarkan perspektif Sya’rawi dan menggunakan pendekatan toxic parents oleh Susan Forward dan psikologi Islam Zakiyah Daradjat. Hasil penelitian ini terdiri atas tiga bentuk toxic parenting. Pertama, membahas kekerasan verbal, Akiko sering membentak, menuduh dan melontarkan kata-kata buruk seperti Shuhei bau badan, mengerikan, tidak dapat bergaul. Perilaku tersebut termasuk verbal abuse dan sejalan dengan makna “al-sū’” dalam Q.S. al-Nisā’ [4]:148 dan bertentangan dengan makna “qaulan layyinan” dalam Q.S. Ṭaha [20]: 44. Kedua, Akiko mengabaikan kebutuhan fisik dan kebutuhan emosional Shuhei, termasuk tipe the indiqute parent yang bertentangan dengan makna “lā tuḍārra” dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 233. Akiko juga mengabaikan pendidikan Shuhei yang bertentangan dengan makna “lā taqtulū aulādakum” dalam Q.S. al-An’ām [6]: 151. Ketiga, Akiko memanipulasi perasaan Shuhei yang termasuk tipe the controleres. Memaksa Shuhei mengakui kebohongan, yang sejalan dengan makna “ikrāh” dalam Q.S. Nūr [24]: 33, menuduh Shuhei mencuri yang bertentangan dengan makna qisṭ dalam Q.S. al-Nisā’ [4]: 135, serta menekan dan mengancam Shuhei untuk melakukan tindakan kriminal yang selaras dengan makna “wa in jāhadāka ‘alā an tusyrik” dalam Q.S. Luqmān [31]:15. Sya’rawi, menentang ketiga bentuk toxic parenting dan mendukung pemenuhan hak anak. Adapun relevansinya pada masa kini adalah permasalahan tersebut masih terus terjadi dan solusi dalam Al-Qur’an relevan untuk diaplikasikan selama penafsirannya dikontekstualisasikan dengan perkembangan zaman. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Film Mother en_US
dc.subject Manipulasi Emosional en_US
dc.subject Tafsir al-Sya’rawi en_US
dc.subject Kekerasan Verbal en_US
dc.subject Pengabaian Kebutuhan Dasar Anak en_US
dc.title Toxic Parenting dalam Film Mother Perspektif Tafsir Al-Syarawi en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account