| dc.description.abstract |
Penelitian ini mengkaji analisis majāz lugawi dalam ayat-ayat surga dan
neraka di Surah At-Taubah, dengan fokus pada penafsiran Muhammad Husain
Al-Ṭabāṭabāʾī dalam karyanya, Tafsīr Al-Mīzān. Latar belakang penelitian ini
berangkat dari pandangan bahwa surga dan neraka adalah perkara gaib yang
sering digambarkan Al-Qur'an melalui gaya bahasa kiasan (majaz). Memahami
majāz menjadi kunci untuk menghindari pemahaman yang terlalu literal
(mujassimah) dan dapat mengidentifikasi implikasi teologis di baliknya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif (library
research) analitis dengan pendekatan tematik (maudu'i) dan balaghi. Sumber
data primer yang digunakan adalah Al-Qur'an dan Tafsīr Al-Mīzān, didukung
oleh data sekunder dari kitab-kitab balaghah
Terdapat lima ayat utama dalam Surah At-Taubah yang mengandung
majāz lugawi, yaitu ayat 21, 35, 49, 99, dan 109. Dan setelah dianalisis melalui
kitab Tafsīr Al-Mīzān karya Al- Ṭabāṭabāʾī, diperoleh dari lima ayat tersebut
hanya tiga ayat yang mengandung majāz lugawi Penelitian ini mengungkap
bahwa Surah Al-Taubah memuat pembahasan ayat-ayat tentang surga dan
neraka yang mencakup berbagai aspek, seperti keabadiannya, penyebutan
nama, karakteristik penghuninya, balasan berupa kenikmatan dan siksaan,
serta perbuatan yang dapat mengantarkan seseorang masuk ke surga atau
neraka. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah keilmuan Al-Qur'an dan Tafsir, khususnya dalam studi bahasa
(balagāh), serta memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
hubungan antara tafsir, bahasa, dan teologi. |
en_US |