Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa trauma tidak hanya
berdampak pada individu yang mengalaminya secara langsung, tetapi juga
dapat diwariskan secara psikologis kepada generasi berikutnya. Fenomena ini
dikenal sebagai Transgeneration transmission of trauma yang dalam konteks
Al-Qur’an dapat ditemukan dalam kisah Bani Israel. Mereka mengalami
berbagai bentuk penindasan yang tidak hanya meninggalkan luka historis,
tetapi juga membentuk cara pandang dan respons generasi penerusnya
terhadap realitas kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah
bagaimana fenomena trauma lintas generasi pada Bani Israel diungkapkan
dalam Al-Qur’an, khususnya melalui tafsir Al-Misbah karya M. Quraish
Shihab, serta dianalisis menggunakan pendekatan psikologi postmemory oleh
Marianne Hirsch.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan (library research). Sumber data utama berasal dari Tafsir AlMisbah dan karya-karya ilmiah terkait teori postmemory. Teknik analisis data
dilakukan melalui kajian tematik terhadap ayat-ayat yang relevan, kemudian
dikaitkan dengan teori postmemory untuk memahami pola transmisi trauma
secara lintas generasi dalam konteks keagamaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman traumatik Bani Israel
dalam Al-Qur’an tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi membentuk
ingatan kolektif yang memengaruhi identitas, persepsi musuh, dan relasi sosial
mereka. Tafsir Al-Misbah menegaskan bahwa trauma tersebut melahirkan rasa
takut dan ketidakpercayaan (dimensi psikologis), sekaligus menjadi ujian
yang memperkuat iman dan ketundukan kepada Allah (dimensi spiritual).
Sementara itu, teori postmemory menjelaskan bagaimana ingatan yang tidak
dialami langsung dapat diwariskan melalui cerita, simbol, dan emosi, sehingga
terlihat keterkaitan antara tafsir keislaman dan teori psikologi dalam
memahami trauma lintas generasi.