Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena meningkatnya jumlah
penghafal Al-Qur’an di Indonesia seiring dengan perkembangan zaman.
Namun demikian, masih banyak pondok pesantren tahfiz yang kesanadannya
dipertanyakan, karena sebagian besar hanya memprioritaskan kuantitas
hafalan tanpa memperhatikan aspek sanad yang merupakan rantai transmisi
keilmuan yang sahih. Oleh karena itu rumusan masalah dari penelitian ini
berupaya menggambarkan secara mendalam proses dan hambatan
pengambilan sanad Al-Qur’an di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ)
Bogor.
Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif-kualitatif untuk mengungkap makna
yang terkandung dalam pengalaman para subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan sanad di
PPIQ meliputi menyelesaikan hafalan 30 juz, menyetorkan hafalan 30 juz
secara lengkap (tasmi’),menjalani riyāḍah selama 40 hari, menjaga adab
terhadap guru, dan melakukan pengabdian selama satu tahun. Adapun
hambatan yang sering dihadapi santri antara lain menurunnya motivasi setelah
mengkhatamkan 30 juz, kurangnya kedisiplinan dalam murāja‘ah dan talaqqī,
ketidakfokusan dalam menghafal atau tasmi’, beban pikiran yang berat, adanya
rasanya jenuh serta gangguan interaksi dengan lawan jenis.