Abstract:
Latar Belakang penelitian ini berangkat dari problematika
pemahaman umat mengenai takdir yang sering menimbulkan sikap
fatalistik atau bahkan penolakan terhadap ketentuan Allah. Padahal, AlQur’an mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal dengan
dasar sabar, syukur, serta ridha. Penelitian ini bertujuan mengkaji konsep
penerimaan takdir melalui penafsiran Quraish Shihab dalam Tafsir AlMiṣbāh agar pemahaman tersebut lebih komprehensif dan kontekstual.
Kajian tentang penerimaan takdir dalam perspektif Al-Qur’an
masih jarang dikaji secara mendalam. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian sebelumnya yang membahas takdir, namun berbeda dari
sisi objek kajian. Jika penelitian terdahulu menyoroti tafsir klasik atau
pemikiran tokoh, penelitian ini fokus pada penerimaan takdir melalui
Tafsir Al-Miṣbāh karya Quraish Shihab, sehingga memberi kontribusi baru
yang aplikatif dan relevan dengan kondisi modern.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif-analitis. Sumber primer penelitian ini adalah Tafsir Al-Miṣbāh
karya Quraish Shihab, sedangkan sumber sekundernya meliputi kitab tafsir,
buku akademik, dan jurnal ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quraish Shihab menafsirkan
penerimaan takdir sebagai sikap aktif, yakni memadukan ikhtiar, tawakal,
husnuzhan, dan ridha, bukan pasrah buta. Konsep ini relevan dengan
dinamika kehidupan modern karena mampu menumbuhkan optimisme,
ketenangan batin, dan keseimbangan antara usaha manusia dengan
penyerahan hasil kepada Allah Swt.