dc.description.abstract |
penelitian ini difokuskan pada pandangan Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab terhadap ayat- ayat politik perempuan. Serta perbedaan pandangan antara keduanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan, menggali, dan mengungkap penafsiran Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab terhadap ayat- ayat politik perempuan dan membandingkan persamaan dan perbedaan pemikiran antara kedua penafsir tersebut.
Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research), yang sifatnya termasuk penelitian deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan cara membedakan antara data primer dan data sekunder, kitab Tafsir Al- Qur’an al- ‘Adzim dan Tafsir al- Mishbah merupakan data primer, sedangkan data sekunder diambil dari buku- buku lain yang masih terkait dengan judul penelitian. Adapun dalam mengambil kesimpulan digunakan metode induktif yaitu metode yang dipakai untuk mengambil kesimpulan dari uraian-uraian yang bersifat khusus kedalam uraian yang bersifat umum, dan analisis komparatif yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen.
Hasil penelitian ini adalah: Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab sama- sama menggunakan metode tahlili. Yaitu, menafsirkan ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf Al- Qur’an. Dan perbedaan yang mendasar dalam memahami ayat- ayat politik perempuan, Ibnu Katsir lebih cenderung kepada tekstual dengan menukil teks- teks normatif yang kemudian dipahami secara tekstual, bahwa Lelaki adalah pemimpin bagi perempuan, sebagai kepalanya, yang menguasai, dan yang mendidiknya, karena kaum laki- laki lebih afdal daripada kaum perempuan, karena itulah maka nubuwwah (kenabian) hanya khusus bagi kaum laki- laki. Maka M. Quraish Shihab melakukan pendekatan kontekstual serta tidak meninggalkan sisi sosiologis, kepemimpinan tidaklah didasarkan pada perbedaan jenis kelamin bahwa sebuahstruktur masyarakat akan tercapai jika kepemimpinan berada di tangan orang yangmemiliki kompetensi. |
en_US |