Abstract:
Ramalan bintang atau yang lebih dikenal dengan astrologi
merupakan fenomena yang sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu dan masih berkembang hingga saat ini. Hal-hal yang erat
kaitannya dengan astrologi modern dapat dijumpai di sejumlah
media cetak ataupun acara-acra televisi. Hal ini menjadikan
ramalan bintang seakan-akan sesuatu yang biasa dan tidak
berbahaya bagi kehidupan beragama seorang muslim. Oleh
karena itu, perlu diketahui bagaimana sebenarnya fungsi
bintang yang Allah ciptakan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur`an,
dan bagaimana perspektif Al-Qur`an tentang ramalan bintang.
Melalui tulisan ini, penulis berupaya menggali maknaakna
Al-Qur`an yang berkaitan dengan bintang, dengan
menggunakan metode kajian pustaka melalui kitab-kitab tafsir
dan pendekatan kaidah-kaidah ushul fiqh, seperti menerapkan
kaidah umum terhadap ayat-ayat yang erat kaitannya dengan
ramalan bintang
Dari hasil penelitian yang dilakukan, mayoritas ulama
membatasi fungsi binatang menjadi tiga, yaitu: penghias langit,
petunjuk arah dan pelempar setan. Selain tiga hal tersebut,
sejumlah ayat dalam Al-Qur`an menolak kebenaran ramalan
bintang, karena hanya Allah yang mengetahui akan hal-hal
xvii
gaib. Seperti yang dinyatakan dalam sejumlah ayat, antara lain
disebutkan dalam surat An-Naml ayat 65, yang secara tegas
menafikan pengetahuan akan hal gaib dari selain diri-Nya.
Tidak ada satu makhluk pun yang Allah ciptakan mengetahui
hal-hal yang belum terjadi. Allah menciptakan bintang
bukanlah untuk meramal, orang yang menjadikan bintang
sebagai media untuk meramal telah menyalahgunakan tujuan
diciptakannya bintang.