dc.description.abstract |
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui riwayat Isrâiliyyât kisah
Ashhâb al-Kahfi dalam tafsir al-Iklîl fî Maâni at-Tanzîl karya Kyai Misbah
Zaenah Mustafa dan tafsir Ibnu Katsîr Karya Imam Ibnu Katsîr. Selain itu,
penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui bagaimana kebenaran dan status
riwayat Isrâiliyyât kisah Ashhâb al-Kahfi baik yang ada pada tafsir al-Iklil
maupun Ibnu Katsir. Penelitian ini dianggap penting karena banyaknya beritaberita
menegenai kisah Ashhâb al-Kahfi yang berkembang di masyarakat
sampai detik ini, seperti yang tersebar di media sosial tanpa adanya sumber yang
jelas.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan
menggunakan metode deskriptif-analisis. Maka sumber utama dalam penelitian
ini adalah kitab al-Iklîl fî Maâni at-Tanzîl karya Kyai Misbah Zaenah Mustafa
dan tafsir Ibnu Katsîr. Sedangkan sumber sekundernya adalah buku-buku yang
membahas tentang Isrâiliyyât, dan lain-lain. Penelitian ini juga menggunakan
metode komparatif yaitu membandingkan satu tafsir dengan tafsir lainnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa Isrâiliyyât yang
terdapat pada tafsir al-Iklîl maupun Ibnu Katsîr. Pertama, tentang Raqîm,
dimana Isrâiliyyât mengenai hal ini dalam kedua kitab tersebut diartikan sebagai
lempengan yang ada tulisan nama Ashhâb al-Kahfi. Isrâiliyyât yang demikian
bisa diterima karena hadisnya sahih dan hal itu tidak bertentangan dengan Al-
Quran dan Sunnah tapi tidak boleh diyakini kebenarannya. Kedua, tentang
jumlah, nama Ashhâb al-Kahfi, dan nama Anjingnya. Dimana pada kedua tafsir
ini dikatakan bahwa Isrâiliyyât mengenai jumlah Ashhâb al-Kahfi dapat
diterima. Sedangkan tentang nama-nama pemuda Ashhâb al-Kahfi dan nama
anjingnya (Qithmîr) pada oleh kedua mufassir al-Iklîl dan Ibnu Katsîr
memauqufkan. Karena riwayat-riwayat tersebut tidak jelas kesahihannya.
Ketiga, tentang status Ashhâb al-Kahfi. Status yang dimaksud adalah mengenai
darimanakah mereka, orang yang seperti apakah mereka dan anak siapakah
mereka. Dalam tafsir al-Iklil maupun Ibnu Katsir Isrâiliyyât ini mauqûf. Karena
riwayat-riwayatnya tidak berdasar pada Al-Quran dan Sunnah. Selain itu, tidak
terdapat riwayat-riwayat yang menguatkan. |
en_US |