dc.description.abstract |
Dewasa ini kata kesalehan merupakan kata yang sakral,
kata tersebut membawa asosiasi kita kepada amalan orangorang
yang tekun melakukan kebajikan, kebajikan yang tidak
hanya berkaitan dengan ibadah ritual saja akan tetapi juga
berkaitan dengan ibadah sosial. kedua dimensi ini (kesalehan
sosial dan kesalehan ritual) sering dianggap tidak memiliki
hubungan apa-apa. Karena itu, orang yang rajin ibadah, yang
setiap tahun mengerjakan ibadah haji, namun mereka tidak
memiliki kepedulian terhadap persoalan yang terjadi
disekitarnya banyak kita temui.
Dari perspektif ini dapat kita pahami bahwa, sekalipun
tempat ibadah berkembang dimana-mana, kualitas orang yang
mengerjakan haji semakin meningkat, majelis taklim tumbuh
pesat di kantor-kantor, namun pada saat yang sama korupsi
juga semakin meningkat, kebocoran anggaran terjadi dimanamana.
Ternyata hal demikian juga dilakukan oleh orang-orang
yang secara ritual keagamaan dinilai cukup taat, seperti
melaksanakan ibadah salat, haji, zakat, dan lain-lain. Adapun
peluang terbesar terjadinya korupsi ada di birokrasi, sebagai
organisasi publik penyelenggara pemerintahan dan pelayanan
publik sehari-hari.
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah, untuk
mengetahui bagaimana korelasi antara kesalehan individu dan
kesalehan sosial, serta untuk mengetahui bagaimana aspekaspek
problematika kesalehan birokrasi, serta mengkajinya
xvi
dalam perspektif Al-Qur‟an melalui kajian Tafsir Fî Zhilâl Al-
Qur‟an.
Adapun masalah yang diangkat dalam skripsi ini,
pertama Bagaimana kesalehan birokrasi secara umum, yang
ditandai dengan kesalehan seseorang secara individu dan
sosial, kedua bagaimana riwayat hidup Sayyid Quthb, ketiga
bagaimana penafsiran Sayyid Quthb mengenai kesalehan
birokrasi dalam Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’an.
Kajian skripsi ini merupakan kajian pustaka dengan
metode pembahasan yang bersifat deskriptif analisis, yakni
menggambarkan dan menguraikan data-data penafsiran Al-
Qur‟an tentang materi bahasan yang didapat dari berbagai
sumber bacaan yang primer dan sekunder, kemudian data-data
tersebut dianalisis untuk memperoleh kesimpulan demi
tercapainya tujuan penelitian yaitu “Kesalehan Birokrasi
Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Fî Zhilâl Al-
Qur‟an)”.
Sumber-sumber utama dari bahan-bahan kajian
penelitian ini diambil dari berbagai kitab tafsir Al-Qur‟an
seperti; Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’an, karya Sayyid Quthb, tafsir
Al-Mishbâh, karya M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Maraghi,
karya Ahmad Mustafa Al-Maraghi.
Adapun temuan yang didapatkan dari hasil penelitian
mengenai “Kesalehan Birokrasi Dalam Perspektif Al-Qur‟an
(Kajian Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur‟an)” adalah dengan
menerapkan prinsip-prinsip kesalehan birokrasi, diharapkan
tidak adanya kecurangan dan penyalahgunaan jabatan demi
untuk menguntungkan diri sendiri dan mengabaikan
kepentingan rakyat.
Selanjutnya penulisan skripsi ini diharapkan mampu
meberikan sumbangan untuk memperluas wawasan intelektual
pembaca dan memperkaya khazanah ilmu-ilmu keislaman. |
en_US |