dc.description.abstract |
Skripsi ini membahas tentang berkah dalam al-Qur‟an dengan
pendekatan studi perbandingan terhadap penafsiran al-Qurthȗbi dan Ibn
Katsȋr. Karya al-Qurthȗbi dipilih karena salah satu kitab tafsir mu’tabar
untuk dijadikan rujukan dalam memahami ayat ahkam. Dalam menafsirkan
al-Qur‟an al-Qurthȗbi tidak berpegang terhadap pendapatnya sendiri atau
terhadap pendapat mufassir saja. Sementara karya Ibnu Katsȋr tercatat dalam
sejarah orang yang paling banyak mengetahui hadis, fatwa sahabat, ulama
dan tabi‟in. Ibnu Katsir juga termasuk diantara para mufassir yang
menggunakan kisah-kisah bani israil di dalam penafsirannya. Bagi penulis,
hal ini menjadi dasar yang kuat merujuk tafsir Ibnu Katsȋr untuk mengetahui
makna berkah secara akurat. Sehingga riwayat israiliyat menjadi pembeda
dari tafsir al-Qurthubi.
Dalam al-Qur‟an ada beberapa terminologi; zakat, riba, berkah. Dari
terminologi yang terdapat dalam al-Qur‟an tersebut, sengaja kami membahas
berkah karena masih banyak manusia yang belum mengetahui makna
berkah sesungguhnya. Banyak umat manusia yang salah salah kaprah
memaknai makna berkah dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui cara dan hasil penafsiran al-
Qurthȗbi dan Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat berkah sekaligus mengetahui
persamaan dan perbedaan penafsiran dari keduanya. Jenis penelitian yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (library research),
analisis data bersifat penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
analisis komparatif sehingga diketahui secara detail baik perbedaan maupun
persamaannya.
Di akhir pembahasan dapat disimpulkan bahwa keberkahan menurut
al-Qurthȗbi ialah kebaikan yang secara langsung dirasakan oleh individu
muslim. Bagi Ibnu katsȋr ialah kebaikan yang berlandaskan keimanan yang
hakiki baik secara langsung atau tidak. Keberkahan hanya untuk kaum
tertentu saja. Dan kaum beriman dan bertakwa. |
en_US |