Abstract:
Tafsîr Faidh ar-Rahmân merupakan kitab tafsir pertama berbahasa
Jawa yang ditulis oleh Kiai Sholeh Darat Semarang (1820-1903 M). Kitab ini
beraksara Arab-Pegon (bahasa Jawa-aksara Arab) dan telah diterbitkan oleh
Percetakan Muhammad Amin Singapura pada akhir abad 19 M, namun baru
dalam bentuk edisi cetak batu (litografi) dan belum terjamah oleh tangantangan
filolog sehingga masih ada kemungkinan salah dan
ketidakkonsistenan penulisan serta redaksi yang susah dibaca. Selain itu,
fakta bahwa bahasa Jawa bukan merupakan bahasa nasional menyebabkan
naskah tafsir ini sulit dikonsumsi oleh para pembaca publik non Jawa. Untuk
itu, sebagai bentuk apresiasi dan usaha pelestarian tradisi intelektual
Nusantara, naskah kitab Tafsîr Faidh ar-Rahmân ini dikaji secara filologis
dengan membatasi ruang gerak pada QS. Al-Fâtihah [1]: 1-7 mengingat
kandungan surat tersebut merupakan representasi dari keseluruhan surat
dalam Al-Qur`an. Hasil kajian filologi terhadap QS. Al-Fâtihah [1]: 1-7 ini
diharapkan mampu mengisi sesuatu yang terlewatkan dalam penelitianpenelitian
yang pernah dilakukan terhadap kitab tafsir tersebut.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan filologi yang berusaha menjawab permasalahan melalui studi
pustaka (library research) dengan merujuk pada naskah Tafsîr Faidh ar-
Rahmân QS. Al-Fâtihah [1]: 1-7 sebagai data primer dan buku-buku biografi
Kiai Sholeh Darat Semarang, kitab-kitab Tafsir, Ilmu Tafsir, dan Hadis, serta
buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan sebagai data sekunder.
Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik deskriptif analitis
yang bertumpu pada kajian filologis tradisionalis.
Penelitian ini menghasilkan sebuah edisi teks Tafsîr Faidh ar-
Rahmân QS. Al-Fâtihah [1]: 1-7 disertai dengan transliterasi dan terjemahan
bahasa Indonesia. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa kitab tafsir ini
memiliki karakteristik unik. Dari segi genre, kitab tersebut ditulis dalam
bentuk prosa, sementara kontennya sarat dengan dimensi tasawuf. Gaya
bahasa yang digunakan adalah kombinasi antara bahasa Jawa Ngoko dan
Kromo serta bahasa Arab yang terkadang diadopsi dari ayat Al-Qur`an. Di
samping itu. keutamaan surat Al-Fâtihah disajikan dalam bentuk tanya jawab
antara hamba dengan Rabbnya. Dari penelitian ini terungkap
ketidakkonsisten-an penulisan beberapa kata. Selain itu, ditemukan 42 ayat
dan 12 hadis tanpa disertai identitas, 11 nama tokoh dan 1 nama tempat yang
masih anonym sehingga berusaha dijelaskan oleh peneliti sesuai
kapabilitasnya dalam rangka memberikan totalitas pemahaman kepada
pembaca.