dc.description.abstract |
Permasalahan mengenai MTQ sering kali menjadi perdebatan di
kalangan masyarakat. Masyarakat yang kontra terhadap MTQ selalu
menguatkan pendapatnya dengan mengambil ayat-ayat Al-Qur‟an tentang
larangan memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an. Ayat tersebut terdapat di dalam
surat al-Baqarah ayat 41 dan 44.
Skripsi ini menjawab dua pertanyaan yang muncul. Pertama,
bagaimana penafsiran Muhammad Abduh, Ibnu „Asyur, dan tentang surat al-
Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44?. Kedua, bagaimana pemahaman
mahasiswa IIQ terhadap surat al-Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44 dan
pandangan mereka terhadap MTQ?.
Sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi ini ada dua model.
Pertama, berupa dokumen yaitu tafsir al-Manâr, tafsir at-Taḫrîr wa at-
Tanwîr, dan tafsir al-Misbah. Kedua, berupa informan yaitu Mahasiswa IIQ
yang aktif atau terlibat dalam per-MTQ-an. Selain sumber primer, ada pula
sumber sekunder seperti dalam majalah, jurnal, internet yang berkaitan
dengan fokus skripsi ini.
Sebelumnya, sudah ada yang mengkaji terkait dengan MTQ yaitu
tesis Defri Nor Arif yang berjudul “MTQ dan Pon-Pes Yanbu‟ul Qur‟an
(Studi Terhadap Larangan Mengikuti MTQ Bagi Santri Yanbu‟ul Qur‟an
Kudus)”. Beliau menyimpulkan bahwa salah satu alasan dilarangnya
komunitas PTYQ mengikuti MTQ adalah praktik pelaksanaan MTQ lebih
menonjol pada orientasi kejuaraannya dibandingkan segi pemasyarakatan
Al-Qur‟annya.
Skripsi ini menyimpulkan bahwa berdasarkan penafsiran Muhammad
Quraish Shihab, Ibnu „Asyur, dan Muhammad Abduh terhadap surat al-
Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44, larangan tersebut maksudnya
adalah larangan kepada Bani Israil agar tidak menyembunyikan, mengubah,
dan menukar ayat-ayat Allah (seperti mengubah hukum-hukum yang telah
ditetapkan oleh Allah di dalam kitab Taurat) demi mendapatkan suatu
imbalan.
Mengenai pemahaman Mahasiswa terhadap larangan
memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an, sebagian besar Mahasiswa menganggap
MTQ tidak termasuk memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an. Mereka
berpendapat bahwa konteks antara ayat larangan memperjualbelikan ayat Al-
Qur‟an dengan MTQ sangatlah berbeda. Persoalan mengenai hadiah
bukanlah mengarah kepada memperjualbelikan ayat-ayat Al-Qur‟an, akan
tetapi lebih mengarah kepada penghargaan yang diberikan kepada mereka
yang telah berjuang untuk mensyi‟arkan, mempertahankan, dan menjaga Al-
Qur‟an. |
en_US |