DSpace Repository

Pemahaman Mahasiswa Terhadap Larangan Memperjualbelikan Ayat Al-Qur’an dan Relevansinya dengan MTQ

Show simple item record

dc.contributor.advisor Muhammad Ulinnuha
dc.contributor.author Rifdah Farnidah, 13210540
dc.date.accessioned 2020-06-30T06:03:06Z
dc.date.available 2020-06-30T06:03:06Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/697
dc.description.abstract Permasalahan mengenai MTQ sering kali menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Masyarakat yang kontra terhadap MTQ selalu menguatkan pendapatnya dengan mengambil ayat-ayat Al-Qur‟an tentang larangan memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an. Ayat tersebut terdapat di dalam surat al-Baqarah ayat 41 dan 44. Skripsi ini menjawab dua pertanyaan yang muncul. Pertama, bagaimana penafsiran Muhammad Abduh, Ibnu „Asyur, dan tentang surat al- Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44?. Kedua, bagaimana pemahaman mahasiswa IIQ terhadap surat al-Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44 dan pandangan mereka terhadap MTQ?. Sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi ini ada dua model. Pertama, berupa dokumen yaitu tafsir al-Manâr, tafsir at-Taḫrîr wa at- Tanwîr, dan tafsir al-Misbah. Kedua, berupa informan yaitu Mahasiswa IIQ yang aktif atau terlibat dalam per-MTQ-an. Selain sumber primer, ada pula sumber sekunder seperti dalam majalah, jurnal, internet yang berkaitan dengan fokus skripsi ini. Sebelumnya, sudah ada yang mengkaji terkait dengan MTQ yaitu tesis Defri Nor Arif yang berjudul “MTQ dan Pon-Pes Yanbu‟ul Qur‟an (Studi Terhadap Larangan Mengikuti MTQ Bagi Santri Yanbu‟ul Qur‟an Kudus)”. Beliau menyimpulkan bahwa salah satu alasan dilarangnya komunitas PTYQ mengikuti MTQ adalah praktik pelaksanaan MTQ lebih menonjol pada orientasi kejuaraannya dibandingkan segi pemasyarakatan Al-Qur‟annya. Skripsi ini menyimpulkan bahwa berdasarkan penafsiran Muhammad Quraish Shihab, Ibnu „Asyur, dan Muhammad Abduh terhadap surat al- Baqarah ayat 41 dan al-Ma‟idah ayat 44, larangan tersebut maksudnya adalah larangan kepada Bani Israil agar tidak menyembunyikan, mengubah, dan menukar ayat-ayat Allah (seperti mengubah hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam kitab Taurat) demi mendapatkan suatu imbalan. Mengenai pemahaman Mahasiswa terhadap larangan memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an, sebagian besar Mahasiswa menganggap MTQ tidak termasuk memperjualbelikan ayat Al-Qur‟an. Mereka berpendapat bahwa konteks antara ayat larangan memperjualbelikan ayat Al- Qur‟an dengan MTQ sangatlah berbeda. Persoalan mengenai hadiah bukanlah mengarah kepada memperjualbelikan ayat-ayat Al-Qur‟an, akan tetapi lebih mengarah kepada penghargaan yang diberikan kepada mereka yang telah berjuang untuk mensyi‟arkan, mempertahankan, dan menjaga Al- Qur‟an. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Memperjualbelikan Ayat Al-Qur’an en_US
dc.subject MTQ en_US
dc.title Pemahaman Mahasiswa Terhadap Larangan Memperjualbelikan Ayat Al-Qur’an dan Relevansinya dengan MTQ en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account