dc.description.abstract |
Beribadah merupakan sarana untuk berdialog dengan Allah SWT,
sarana untuk menjadikan manusia hamba yang beriman dan bertaqwa, sarana
untuk berdzikir kepada Allah, sarana untuk membantu manusia menjadi
orang yang mampu mencegah fahsya’ dan munkar juga sebagai sarana untuk
memohon pertolongan-Nya. Tapi banyak sekali yang masih belum paham
maksud dari persepsi khusyu‟ yang akan membantu untuk lebih dekat
dengan-Nya seolah-seolah mereka melaksanakan ibadah hanya karena
kebiasaan dan buta akan makna ibadah. Dengan alasan hal itu, penulis
kemudian ingin sekali untuk melakukan penelitian pada makna khusyu‟
dalam Al-Qur‟an, berdasarkan pemahaman teologis mufassir.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan kausal komparatif. Dalam penelitian ini penulis mencoba
menjawab permasalahan yang ada melalui studi dokumen atau pustaka
(Library Research), dengan merujuk pada data primer dan sekunder. Sumber
data primer yang digunakan penulis adalah Tafsir Lathaif al-„Isyarat dan
Tafsir al-Azhar. Kemudian data sekunder yang penulis gunakan merupakan
buku-buku Ulumul Qur‟an, kamus-kamus Al-Qur‟an serta buku-buku yang
berkaitan dengan pembahasan. Data-data tersebut dikumpulkan seterusnya
mencari titik persamaan dan perbedaannya melalui pendekatan metode tafsir
muqarran.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara al-
Qusyairi dan Hamka. Namun pada dasarnya maksud dari perbedaan itu juga
kembali hanya kepada Allah SWT. Diantara perbedaannya itu al-Qusyairi
menyatakan khusyu‟ merupakan orang-orang yang mempunyai sifat yang
lapang serta luas pikirannya dikala ujian menghadapinya, takut, tunduk hati,
serta sikapnya selalu rendah dir terhadap Allah SWT, serta Hamka
mengartikan ketenangan hati dan rasa takut hamba kepada Allah semata.
Serta selalu taat beribadah kepada Allah SWT. Dan diantara persamaannya
Hamka dan al-Qusyairi sepakat bahwa khusyu‟ ialah orang-orang yang
bersikap rendah hati disertai kelunakkan hati kepada Allah yakni hati yang
lunak yang dimaksud ialah hati yang tidak keras dan tidak sombong dalam
dirinya ketika menghadap Allah. Sehingga dapat disimpulkan orang-orang
yang khusyu‟ ialah orang-orang yang dihatinya takut sehingga tunduklah
hatinya dan rendahlah dirinya dihadapan Allah, ia sadar bahwa semua
didunia ini kehendak Allah hanya kehendak Allah dan yakin dengan semua
yang diberikan Allah itu yang terbaik untuk hambaNya |
en_US |