dc.description.abstract |
Salah satu seni pengungkapan makna sebagai suatu gambaran imajinatif
tinggi adalah dengan menggunakan gaya bahasa majȃz isti’ȃrah. Karena
merupakan salah satu bagian dari ilmu balaghȃh yang berfungsi untuk memperkuat
ketajaman pemaknaan, sehingga dari pemaknaan tersebut menghasilkan berbagai
interpretasi dan ilmu pengetahuan yang baru..Gaya bahasa majȃz dalam Al-Qur`an
membahas perbedaan antara kata yang tersirat dengan tersurat. Namun dalam
perkembangan selanjutnya muncullah sebuah wacana dalam kajian balaghȃh yang
mengemukakan persoalan estetika bahwa gaya bahasa ini merupakan penghias Al-
Qur`an, dan jika dihilangkan maka hilanglah sebagian keindahannya. Pernyataan ini
tidaklah keliru, hanya saja perlu ada penambahan bahwa akan sedikit hilang
mutiara-mutiara makna yang terkandung di dalamnya.
Perdebatan akademik selalu menguak dalam setiap permasalahan yang akan
diangkat di permukaan, keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an pun menorehkan
sebuah pertanyaan besar, Para ulama yang mendukung adanya majȃz dikarenakan
konsep majȃz itu tak lain hanya perluasan makna yang nantinya lafaz tersebut
mempunyai makna haqȋqȋ sebelum dijadikan makna majȃzȋ. Sedangkan ulama yang
menolak keberadaan majȃz dikarenakan majȃz tak sama bedanya dengan sebuah
kebohongan (al-kadzab) dan Al-Qur`an terbebas dari kebohongan, seorang
pembicara tidak akan menggunakan kalimat majȃz jika dalam keadaan terpaksa
sedangkan keadaan terpaksa tidak mungkin terjadi pada Tuhan.
Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif analisis komparatif
yakni menguraikan, menganalisis gambaran umum yang berkaitan dengan majȃz
isti’ȃrah dalam tafsir al-Kasyâf karya az-Zamakhsyȃri dan tafsir Bahrul Muhîth
karya Abu Hayyȃn al-Andalȗsi. Kemudian mengemukakan implikasi majȃz
terhadap makna yang dikandung dalam Al-Qur`an. Sehingga metode ini disebut
juga dengan metode analisis isi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan linguistik ilmu balaghȃh, yang menitikberatkan
pada pembahasan ilmu bayȃn.
Hasil penelitian yang ditemukan di antaranya: pengungkapan isti’ȃrah
berdasarkan tharfay at-tasybīh dalam surah Yusuf mencakup isti’ârah tashrȋhiyyah,
dan isti’ârah makniyyah. Sedangkan jika berdasarkan bentuk kalimatnya dalam
xix
surah Yusuf mencakup isti’ârah ashliyyah dan isti’ârah thaba’iyyah. Kandungan
majȃz isti’ȃrah menimbulkan adanya implikasi terhadap kemukjizatan Al-Qur`an
dalam segi makna, karena setiap huruf yang tersusun dalam Al-Qur`an
menimbulkan pemaknaan yang berbeda-beda sesuai dengan yang dikehendaki
mufassir nya. Disinilah letak kemukjizatan Al-Qur`an yang terangkum dalam tolok
ukur perspektif bahasa. Adapun kandungan majȃz isti’ȃrah meliputi: Mubȃlaghah
(memberikan kesan sangat, hiperbolik), Izhhȃr al-Khafiy (menampakkan yang
masih samar), Idhȃhu adz-zhȃhir laisa bi jally (menjelaskan yang tampak tetapi
belum begitu jelas), dan Ja’lu ma laysa bi mar’iyyin mar’iyyan (menjadikan yang
tidak terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi). |
en_US |