Abstract:
Perkembangan agama Islam yang semakin pesat menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan oleh bangsa-bangsa Eropa khususnya Yahudi dan
Nasrani (Ahli Kitab). Berbagai perang demi perang dilancarkan satu persatu
melawan kekuatan Islam namun tetap saja gagal, terutama kegagalan besar
mereka pada Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun lamanya. Dari
sini mereka menyadari kekuatan Islam yang tidak akan pernah luntur, yaitu
kekuatan jihad membela agama Allah dan tertanamnya nilai-nilai Al-Qur’an
dalam hati umat Islam. Karena itulah, para musuh Islam, khususnya
orientalisme berusaha mendalami agama Islam untuk dicari kelemahankelemahannya.
Dari sini mereka mulai bersatu padu dengan tujuan yang sama,
yaitu menghancurkan Islam dari dalam menggunakan strategi yang lebih
dikenal dengan istilah ghazw al-fikr (perang pemikiran).
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu
dengan merujuk pada berbagai sumber-sumber tertulis dan juga bersifat
kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Penelitian ini merupakan analisis tematik dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan tema.
Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah, dalam tafsirnya Sayyid Quthb
menegaskan betapa kerasnya kebencian musuh-musuh Islam terutama Ahli
Kitab yang beliau sebutkan berulang-ulang. Para musuh Islam saling bekerja
sama dengan satu tujuan, yaitu memalingkan kaum muslimin dari agamanya
kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka yang
buruk. Quthb juga menyebutkan beberapa program ghazw al-fikr seperti
Zionisme, Komunisme, Humanisme, dan Salibisme, membuktikan bahwa
program ghazw al-fikr yang pada zaman Quthb masih berjumlah sedikit,
sekarang telah berkembang menjadi program yang lebih banyak, lebih
memikat, dan lebih berbahaya, menandakan bahwa musuh-musuh Islam tak
akan berhenti berupaya dari generasi ke generasi untuk memusnahkan syariat
Islam, berupa Westernisasi, Pluralisme Agama, Feminisme, Hedonisme,
Materialisme, dan sebagainya. Maka solusinya adalah dengan berpegang teguh
kepada satu-satunya petunjuk yang benar, yaitu petunjuk Allah swt.