Abstract:
Skripsi ini menelaah tentang sinomitas pada lafaz Dzanbun, Khathî’ah,
Itsmun, Junâh, dan Jurmun yang mengandung satu makna yaitu, Dosa. Ini
perlu di kaji lebih dalam, supaya bisa memahami apa perbedaan di antara
masing-masing lafaz yang berorientasi pada satu makna yaitu, Dosa, tetapi
masing- masing dari lafaz tersebut memiliki ruang lingkup dan konteks yang
berbeda dari segi penggunaan dan peletakkannya. Itulah yang mendorong
penulis untuk membahas lebih dalam tentang kelima lafaz ini. Dan penulis
mengambil penjelasan lebih detailnya dari tafsir Al-Qurthubî, yang mana
menurut penulis kitab tafsir ini membahas per kata dari setiap ayat, dan
menjurus pada bidang ibadah secara menyeluruh. Dan penulis ingin
mengetahui bagaimana pemikiran atau penafsiran al-Qurthubî dalam
menjelaskan ayat yang mengandung lafaz-lafaz tersebut.
Penelitian ini dalam penelitian kepustakaan (library research), maka
penulis merujuk pada Tafsir Jami‟ li Ahkâm Al-Qur`an karya Al-Qurthubî.
Kemudian didukung oleh buku, jurnal dan literatur yang berkatian dengan
judul yang diambil oleh penulis. Data-data selanjutnya akan menganalisa
perbedaan setiap lafaz berdasarkan penafsiran al-Qurthubî. Di dalam
penafsiran penulis menggunakan metode maudhû’i atau tematik, yaitu
mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema.
Lafaz Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun mengandung
makna dosa. Namun ada titik perbedaan dari masing-masing lafaz, baik dari
segi penggunaannya, bentuk, konteks, serta resiko yang didapat. Dan dari
hasil penelitian, bahwa bahwa lafaz dzanb mayoritas dalam bentuk jamak dan
untuk dosa lampau, lafaz khathiah untuk kesalahan yang tidak disengaja,
lafaz itsm penggunaannya pada konteks melawan Allah dan Rasul-Nya, lafaz
junah selalu digunakan pada dua pilihan/kecendrungan, dan lafaz jurm lebih
kepada segi akumulasi dosa dan lebih umum bisa mencakup empat lafaz dosa
sebelumnya. Itulah perbedaan signifikan di antara masing-masing lafaz yang
satu makna yaitu dosa, yang mengacu berdasarkan penafsiran al-Qurthubî
dalam menanggapi ayat yang mengandung lafaz-lafaz tersebut. Penulis
meneliti dari segi asbab nuzul ayat, kedudukan dan bentuk lafaz tersebut.