dc.description.abstract |
Di kalangan masyarakat muslim, selama ini berkembang suatu
pengertian bahwa nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah untuk
menjalankan suatu syariat (ajaran Allah), sementara ia sendiri tidak
diperintahkan untuk menyampaikan ajaran itu kepada orang lain. sedangkan
rasul ialah orang yang diberi wahyu oleh Allah untuk menjalankan suatu
syariat (ajaran Allah) dan ia diperintahkan untuk menyampaikan ajaran itu
kepada orang lain. Namun di sisi lain terdapat pendapat lain bahwa setiap
nabi adalah rasul dan setiap rasul adalah nabi. Penelitian ini mengkaji
tentang penafsiran kata nabi dan rasul dalam Al-Qur‟an dengan
membandingkan penafsiran Thabathaba‟i dalam karyanya Tafsir al-Mizan
dan az-Zamakhsyari dalam karyanya Tafsir al-Kasysysaf. Sehingga penulis
menganalisa apa persamaan dan perbedaan dari penafsiran kedua mufasir
tersebut dalam memaknai kata nabi dan rasul dalam Al-Qur‟an.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif
berupa library research. Adapun pengumpulan data melalui kajian pustaka
terhadap buku primer yaitu al-Mîzân fî Tafsîri al-Qur’an karya Thabathaba‟i
dan Al-Kasysyâf ‘an Haqâ’iq at-Tanzîl, wa ‘uyûn al-Aqâwîl fi wujûh at-
Ta’wîl karya az-Zamakhsyari dan buku-buku lainnya yang terkait. Pada
bagian inti penulis melakukan analisis persamaan dan perbedaan penafsiran
antara kedua mufasir dalam memaknai kata nabi dan rasul.
Adapun hasil dari penelitian ini terhadap 5 ayat yang dijadikan objek
kajian dari penelitian penulis menilai bahwa terdapat perbedaan dan
persamaan penafsiran pada kata nabi dan rasul yang dilihat dari berbagai
aspek sehingga diperoleh persamaan penafsiran Thabathaba‟i dan az-
Zamakhsyari dalam menafsirkan ayat-ayat yang mengandung kata nabi dan
rasul penerimaan kitab. Keduanya menjelaskan bahwa nabi adalah utusan
yang membawa berita dari Allah, sedangkan rasul adalah utusan yang
membawa berita sekaligus diberi kitab dari Allah |
en_US |