Abstract:
Penelitian dengan judul “Uslûb Al-Qur’ân Dalam Pengungkapan
Kiamat: Kajian Hadzf al-Fâʻil pada Ayat-Ayat Kiamat di dalam Al-Qur’ân”
dilatar belakangi oleh keajegan ayat-ayat Al-Qur‟ân saat pertama diturunkan
di Makkah. Ayat-ayat makiyyah lebih puitis, berirama, singkat, dan bersaja‟
dibanding madaniyyah. Konten ayat makiyyah banyak menceritakan bukti
kekuasaan Allah dari alam semesta dan menjelaskan hal-hal yang sangat
menakutkan seperti gambaran kehancuran alam semesta saat kiamat tiba.
Tentu, karakteristik ayat-ayat seperti ini dilatarbelakangi oleh bangsa Arab
Makkah yang umumnya pakar bahasa Arab tidak percaya dengan hari
kiamat. Karenanya ayat-ayat kiamat sangat cocok dijadikan sebuah kajian
lebih detail lagi seperti penelitian tentang penyebab ayat-ayat tersebut
berstruktur singkat dengan pola yang sama yaitu pola singkat menggunakan
gaya elipsis (îjâz al-hadzf).
Tesis ini adalah penelitian tentang uslûb bahasa Al-Qur‟ân pada ayatayat
yang khusus menjelaskan peristiwa kiamat atau ayat-ayat tentang
kehancuran alam semesta. Pokok permasalahannya adalah study elipsis unsur
subjek (hadzf al-fâʻil) pada kata kerja yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut.
Masalah ini diteliti dengan pendekatan linguistik, pendekatan ilmu retorik
(balagah), teori nuzûl Al-Qur‟ân (ilmu makiyyah wa madaniyyah) serta
dibahas dengan metode kualitatif menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat yang membahas
peristiwa kiamat menggunakan tiga macam konsep gaya hadzf al-fâʻil.
Pertama penjelasan faktor utama kehancuran alam semesta dimulai dengan
kehancuran matahari seperti pada ayat makiyah pertama dari surat at-Takwîr
إذا الشمس كورت) ) menggunakan gaya hadzf al-fâʻil berpola majhûl untuk tujuan
menarik perhatian terhadap peristiwa tanpa harus mengetahui pelaku
sesungguhnya. Ayat ini seakan menarik perhatian lawan tutur bahwa
peristiwa tersebut adalah peristiwa maha dahsyat yang sangat menakutkan,
yang akan menjadi penyebab utama kehancuran benda-denda angkasa
lainnya. Kedua berpola muthâwaʻah seperti ayat kedua ( كإذا النجو انكدرت ) untuk
menjelaskan dampak dari faktor utama seperti penjelasan ayat pertama dan
menjelaskan peristiwa terjadi secara mekanik oleh sebab hukum alam atau
faktor alam lainnya, sehingga sejalan dengan pola gaya yang pertama. Sebab
itu ayat kedua ini tidak berbentuk majhûl ( كإذا النجو كدرت ) seperti ayat pertama.
Terakhir, yang ketiga menggunakan pola majâz al-ʻaqli seperti yang terdapat
pada potongan ayat ( ففًذا بىرً ى ؽ البى ى ير ). Majaz ini berfungsi untuk memberikan
makna predikatif yang nyata sebagai penegasan sebuah peristiwa, bahwa
kiamat itu benar-benar akan terjadi. Sehingga memberikan keyakinan pada
kaum musyrikin yang ingkar terhadap kebenaran peristiwa kiamat.