DSpace Repository

Nilai-Nilai Yang Membentuk Ummatan Wahidah Dalam Perspektif Al-Qur’an

Show simple item record

dc.contributor.advisor Huzaemah T Yanggo
dc.contributor.advisor Faizah Ali Syibromalisi
dc.contributor.author Wahyudin
dc.date.accessioned 2019-11-01T08:18:39Z
dc.date.available 2019-11-01T08:18:39Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/90
dc.description.abstract Tesis ini menyimpulkan bahwa: “nilai-nilai yang dapat membentuk ummatan wâhidah menurut Tafsîr al-Manâr dan al-Azhar adalah beriman kepada Allah dan hari akhir dengan mengikuti ajaran Al-Qur‟an dan Hadist serta tunduk kepada Uli al-Amri dan saling menghormati dalam perbedaan pendapat”. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Abd al-Ghani Idra‟u yang berjudul Wahdah al-Ummah al-Islâmiyah -al-Asbâb wa al-Atsâr wa al-Mua’wwiqat kama bayyanahâ al-Qur’ân Karîm . Tesis ini menyimpulkan, dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada ayatayat Al-Qur‟an Maka akan memberikan dampak positif terhadap persatuan umat islam yang dapat dinikmati oleh individu, masyarakat, Negara, dunia maupun akhirat. Karena Al-Qur‟an dan hadits adalah sumber al-haq dan petunjuk bagi manusia dalam meraih kebahagian dunia dan akhirat. Secara umum, hasil penelitian ini menolak pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh orang-orang barat dan liberal (JIL). Yang berusaha untuk menjauhkan umat islam dari petunjuk kitab sucinya. Dengan memberi cap yang dianggap buruk oleh masyarakt. seperti, “fundamentalis”, “ekstrimis” bahkan “primitive” kepada siapapun yang menjalankan prinsip-prinsip agama. Menurut mereka, tindakan radikal bahkan teror, sangat erat kaitannya dengan pemahaman fundamental, ekstrim dan primitive “persi mereka”. Namun anggapan keliru itu dibantah oleh Dr. Zakir Naik, dengan mengatakan: ”tidak ada satupun ajaran fundamental (dasar-dasar) islam yang bertentangan dengan kemanusian” bila dicerna dengan akal sehat”. Beliau juga mengatakan: “Aku bangga mejadi muslim fundamentalis, karena aku berusaha untuk mengamalkan ajaran islam”. Dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan kondisi social masyarakat, maka sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah, dua tafsir yang bercorak social, yaitu tafsîr Al-Qur’ân Al-Hakîm karya M. Abduh dan M. Rasyîd Ridhâ, dan tafsir al-Azhar karya Hamka. Adapun sumber sekundernya adalah, tafsir Taisîr Karîm al-Rahmân karya as-Sa‟dî, tafsir al-Marâghî karya al-Maraghi dan tafsir Al-Qur’ân Karîm karya M. Ibn Shâlih Al-Utsaimîn. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode pendekatan tafsir maudhû’î yang berpola muqâran (komfaratip) dan tahlîlî (analisis). Yang tidak hanya menyebutkan hasil tafsirnya saja, namun juga berusaha melihat mengapa ayat tersebut ditafsirkan demikian serta menyebutkan perbedaan antara hasil tafsir masing-masing tokoh (jika ada). en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Pascasarjana IIQ Jakarta en_US
dc.title Nilai-Nilai Yang Membentuk Ummatan Wahidah Dalam Perspektif Al-Qur’an en_US
dc.title.alternative Studi Komparatif Tafsir Al-Manar Dan Tafsir Al-Azhar en_US
dc.type Tesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account