Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1660
Title: Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Menghadapi Pandemi Covid-19 Menurut Para Da’i di Media Sosial (Studi Deskriptif Komparatif)
Authors: Putri Sintya Fortuna, 17210877
Advisor: Ali Mursyid
Issue Date: 2021
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Ada beberapa alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan: Pertama, Indonesia dan berbagai negara dilanda wabah pandemi Covid-19. Kedua, pandemi Covid-19 meski sudah hampir dua tahun ini tidak kujung reda malah semakin merajalela. Kemudian, adanya fenomena para da‟i yang viral di media sosial yang berceramah mengenai Pandemi Covid-19. Keempat, Para da‟i tersebut menceramahkan tentang menghadapi Pandemi Covid-19 dengan merujuk dan menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an. Kelima, belum ada penelitian tentang penafsiran terkait ayat Al-Qur‟an menurut para da‟i di media sosial. Karena kelima alasan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian ini. Penelitian ini dikaji untuk mengetahui ayat apa saja yang berkaitan dengan menghadapi pandemi covid-19, penafsiran ayat-ayat tersebut, dan yang terakhir rujukan penafsiran mereka, serta perbandingan persamaan dan perbedaan menurut para da‟i di media sosial. Untuk mengkaji hal tersebut penelitian ini menggunakan teori analisa konten, analisa tafsir serta analisa komperatif. Adapun sumber data primer pada penelitian ini adalah video-video para da‟i viral di media sosial yakni melalui media Youtube. Dari video ceramah para da‟i diantaranya Gus Miftah, Ustadz Adi Hidayat, dan Ustadz Abdul Somad. Hasil penelitian ini menyimpulkan: Pertama, ayat-ayat yang sering disebutkan dari ceramah para da‟i viral tersebut adalah QS. Al-Baqarah ayat 155 dan QS. Al-Baqarah [2]: 45. Kedua, Gus Miftah menyampaikan pada penafsiran surah Al-Baqarah[2]: 155 Allah Swt akan menguji dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan sebagainya. Maka hendaknya, tidak perlu khawatir dengan hadinya wabah ini, namun sebagai muslim yang bertaqwa tetap mewaspadai diri dari wabah, karena termasuk cara berikhtiar kepada Allah Swt untuk menjalakan hidup. Sedangkan, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ayat Al-Baqarah[2]: 155 beliau memunasabahkan ayat tersebut dengan QS. Al-Anbiya[21]: 35 yang terdapat cara meningkatkan amal shaleh dalam berbagai macam keadaan, pada penyampaiannya ujian yang kian hadir, ada yang bersifat menghidupkan, namun ada juga yang bersifat kiyasan, serta ada yang merasa ujian itu terasa mematikan. Jadi, semua kembali pada diri sendiri dalam menyikapinya. Selanjutnya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa untuk tetap membangkitkan semangat, terlebih dahulu menghindari diri dari gangguan syaitan dan melawannya, dengan meminta perlindungan kepada Allah Swt. Karena tidak ada cara lain membangkitkan semangat kecuali dengan sabar dan shalat. Ketiga, Gus Miftah menafsirkan ayat di atas menggunakan metode ijmali sumber bi ar-ra‟yi dan melalui pendekatan lughawi, dengan corak penafsiran adabi ijtima‟i. Sedangkan, Ustadz Adi Hidayat menggunakan sumber penafsiran bi al-ma‟tsûr, dengan metode tahlili dan corak pada penafsirannya adabi ijtima‟i. Sama dengan Ustadz Abdul Somad menafsirkan dengan bi al-ma‟tsûr, menggunakan metode tahlili, serta corak pada penafsirannya adabi ijtima‟i
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1660
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
17210877.pdf
  Restricted Access
1.85 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.