Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1969
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorArtani Hasbi-
dc.contributor.advisorFaizah Ali Syibromalisi-
dc.contributor.authorSholihin Adnan, 316440018-
dc.date.accessioned2022-10-07T10:33:40Z-
dc.date.available2022-10-07T10:33:40Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1969-
dc.description.abstractPenelitian ini merupakan penelitian berbasis kajianpustaka (Library Research) yang berkaitan tentang “Studi Analitis Ayat-ayat Qital Perspektif Tafsir Kontemporer”. Qital seringkali disalahpahami oleh sebagian pihak, bisa jadi dipengaruhi oleh pembacaan yang salah terhadap teks-teks keagamaan atau persepsi yang keliru terhadap sejarah praktik qital itu sendiri. Dinamisasi praktik qital bisa juga dipengaruhi oleh faktor sosial-politik yang dialami oleh setiap umat Islam dalam setiap situasi dan kondisi. Sehingga dalam konteks apa qita>lharus ditegakkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara eksplisit makna qita>ldalam perspektif tafsir kontemporer.Kajian ini sangat diperlukan dalam rangka meredam paham-paham radikal di tengah-tengah masyarakat. Sumber penelitian ini mencakupsumber primer dan skunder,yaitu dengan merujuk langsung pada Al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir kotemporer, antara lain:Tafsīr Al-Tahrīr wa Al-Tanwīr karya Ibnu ‘Asyur,Tafsir Al-Wasītkarya Sayyid Thanthawi,Tafsīr Rawaiu’ Al-Bayandan Shafwat Al-Tafasir karya Syekh Ali Ash-Shabuni,Tafsīr Al-Munīrkarya Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim karya Abdullah Syahatah dan Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dengan analisis teks dan konteks melalui kitab-kitab tafsir kontemporer. Berdasarkan hasil analisis terhadap kitab-kitab tafsir kontemporer, dapat disimpulkan; pertama, bahwa QS. Al-Hajj ayat 39 dan QS. Al-Baqarah ayat 190-193 sebagai ayat pertama yang turun dalam rangka memberikan izin kaum muslimin berperang melawan orang-orang musyrik Makkah. Oleh karena itu, perang dalam Islam bersifat defensif (Difa’i), jugaberdasarkan QS. Al-Baqarah ayat 193 dan beberapa ayat lainnya yang menyerukan perdamaian. Kedua, perang dapat menjadi salah satu instrumen dari berbagai instrumen untuk mencapai keadilan dan penumpasan penindasan. Perang mungkin saja dilakukan, jika kondisi dan keadaanya persis seperti ketika ayat-ayat qital diturunkan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectAl-Qur’anen_US
dc.subjectAyat-Ayat Qitalen_US
dc.subjectTafsir Kontemporeren_US
dc.titleStudi Analitis Ayat-Ayat Qital Perspektif Tafsir Kontemporeren_US
dc.typeDisertasien_US
Appears in Collections:Disertasi S3 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
316440018-Sholihin Adnan.pdf
  Restricted Access
316440018-Disertasi8.97 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.