Jejaring Sanad K.H. Muhammad Arwani (1905-1994 M) dan Perannya dalam Penyebaran Ilmu Qira’at Sab‘ di Indonesia

Abstract

Disertasi ini bertujuan untuk memetakan persebaran jaringan murid qirā’āt sab‘ Kiai Arwani dari generasi pertama hingga generasi ketiga. Disertasi ini juga menelusuri peran dan kontribusi Kiai Arwani serta jaringan muridnya dalam mengembangkan ilmu qiraat. Disertasi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifatnhistoris-kritis. Teori yang digunakan adalah teori transmisi ilmu pengetahuan Ibnu al-Jazari yang mengharuskan adanya proses talaqqi dan musyāfahah antara murid dan guru, serta R.G.A Dolby dengan ketiga unsurnya yaitu: awareness, interest, dan adoption. Sumber primerrdiperoleh darihhasil kombinasiwwawancara terhadapbbeberapa informankkunci (key person), yaknibtokoh sejarahhyang memiliki data dan informasi tentang Kiai Arwani dan observasi di beberapa pesantren jaringan murid Kiai Arwani. Adapun sumber sekunder didapatkan dari artikel, buku, jurnal, dan karya ilmiah akademik. Disertasi ini membuktikan bahwa Kiai Arwani adalah tokoh kunci dalam pengembangan qirā’āt sab‘ di Indonesia dan memiliki peran besar dalam mencetak kader-kader qiraat. Hal ini dapat dibuktikan dengan: Pertama, tersebarnya jaringan murid Kiai Arwani yang menjadi kader qiraat di beberapa daerah di Indonesia. Di antaranya memiliki kesadaran atas pentingnya meneruskan pengajaran qiraat kepada generasi selanjutnya. Jaringan Kiai Arwani juga memiliki ketertarikan dalam pembelajaran qiraat, baik kepada Kiai Arwani sebagai ahli qiraat maupun terhadap ilmu qiraat itu sendiri. Ketertarikan ini yang kemudian membuat jejaring murid tersebut mengadopsi beberapa langkah yang dilakukan oleh Kiai Arwani. Kedua, peran jaringan murid Kiai Arwani ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian: Mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan, menulis kitab, dan mendirikan majelis qiraat. Dalam hal proses transmisi sanad qiraat di lembaga pendidikan yang memiliki jalur sanad keilmuan dari Kiai Arwani dapat dipastikan memiliki kredibilitas sanad yang valid dan tidak diragukan lagi keabsahannya, berdasarkan pada syarat menguasai beberapa ilmu gramatika bahasa Arab, menguasaisteori-teori qiraat yang terdiri dari qawā‘id uşūliyyah dan farsyaal-hurūf, dan menerapkan metode talaqqi.