Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4635
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMabda Dzikara-
dc.contributor.authorZahra Hilwani, 21211835-
dc.date.accessioned2025-12-04T07:45:40Z-
dc.date.available2025-12-04T07:45:40Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttps://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4635-
dc.description.abstractTaubat sering disalah pahami sebagai ritual sesaat tanpa adanya prubahan sikap yang nyata. Umat Muslim banyak yang mengulang kesalahan tanpa menyadari dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penafsiran al-Ālūsī dan Hamka dalam memahami ayat-ayat taubat dan bagaimana pendapat mereka terhadap umat Islam saat ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan library research. Sumber data yang digunakan yaitu kitab Tafsir Rūḥ alMa‘ānī dan Tafsīr al-Azhar. Sumber data sekunder berupa buku, artikel, jurnaljurnal yang berkaitan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentatif, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriftif dengan pendekatan tematik dan perbandingan serta dianalisis menggunakan teori al-Ghazālī. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Ālūsī lebih menekankan pada aspek teologis dan spiritual dari taubat , sementara Hamka lebih berfokus pada aspek perubahan moral dan sosial. Keduanya menganggap taubat sebagai proses mendalam yang penting untuk memperkuat kesadaran spiritual umat Islam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka alami saat ini. Penulis memilih lima ayat untuk dianalisis yaitu pada QS. Al-Baqarah [2]: 222, QS. Al-Nisā’ [4]: 17, QS. Al-Taḥrīm [66]: 8, QS. Al-Nūr [24]: 31 dan QS. AlTaubah [9]: 102. Ayat ini dipilih karena sesuai dengan teori al-Ghazālī. alĀlūsī memahami taubat sebagain proses spiritual yang mendalam, memiliki pengetahuan mengenai dosa dan dimensi sufistik yang menekankan pada pembersihan jiwa. Sementara, Hamka mengartikan taubat sebagai jalan perubahan moral yang nyata, mencerminkan perilaku yang baik, kejujuran dan bertanggung jawab. Kedua penafsiran tersebut sepakat bahwa taubat bukan hanya sekedar dari lisan, tetapi perubahan diri yang menyeluruh baik secara ruhani ataupun sosial. Penafsiran ini relevan untuk menjawab spiritual umat Muslim saat ini yang sedang mengalami krisis moral dan kehampaan ruhani.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectTaubaten_US
dc.subjectHamkaen_US
dc.subjectRūḥ al-Ma‘ānīen_US
dc.subjectAl-Azharen_US
dc.subjectal-Ālūsīen_US
dc.titleKonsep Taubat dalam Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Ruḥ al-Maani karya Al-Alusi W. 1270 H/1854 M dan Tafsir alAzhar karya Hamka W. 1404 H/1981 M)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
117-21211835.pdf
  Restricted Access
2.65 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
117-21211835_Publik.pdf
  Restricted Access
1.38 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.