Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4635| Title: | Konsep Taubat dalam Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Ruḥ al-Maani karya Al-Alusi W. 1270 H/1854 M dan Tafsir alAzhar karya Hamka W. 1404 H/1981 M) |
| Authors: | Zahra Hilwani, 21211835 |
| Advisor: | Mabda Dzikara |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
| Abstract: | Taubat sering disalah pahami sebagai ritual sesaat tanpa adanya prubahan sikap yang nyata. Umat Muslim banyak yang mengulang kesalahan tanpa menyadari dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penafsiran al-Ālūsī dan Hamka dalam memahami ayat-ayat taubat dan bagaimana pendapat mereka terhadap umat Islam saat ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan library research. Sumber data yang digunakan yaitu kitab Tafsir Rūḥ alMa‘ānī dan Tafsīr al-Azhar. Sumber data sekunder berupa buku, artikel, jurnaljurnal yang berkaitan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentatif, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriftif dengan pendekatan tematik dan perbandingan serta dianalisis menggunakan teori al-Ghazālī. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Ālūsī lebih menekankan pada aspek teologis dan spiritual dari taubat , sementara Hamka lebih berfokus pada aspek perubahan moral dan sosial. Keduanya menganggap taubat sebagai proses mendalam yang penting untuk memperkuat kesadaran spiritual umat Islam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka alami saat ini. Penulis memilih lima ayat untuk dianalisis yaitu pada QS. Al-Baqarah [2]: 222, QS. Al-Nisā’ [4]: 17, QS. Al-Taḥrīm [66]: 8, QS. Al-Nūr [24]: 31 dan QS. AlTaubah [9]: 102. Ayat ini dipilih karena sesuai dengan teori al-Ghazālī. alĀlūsī memahami taubat sebagain proses spiritual yang mendalam, memiliki pengetahuan mengenai dosa dan dimensi sufistik yang menekankan pada pembersihan jiwa. Sementara, Hamka mengartikan taubat sebagai jalan perubahan moral yang nyata, mencerminkan perilaku yang baik, kejujuran dan bertanggung jawab. Kedua penafsiran tersebut sepakat bahwa taubat bukan hanya sekedar dari lisan, tetapi perubahan diri yang menyeluruh baik secara ruhani ataupun sosial. Penafsiran ini relevan untuk menjawab spiritual umat Muslim saat ini yang sedang mengalami krisis moral dan kehampaan ruhani. |
| URI: | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4635 |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 117-21211835.pdf Restricted Access | 2.65 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 117-21211835_Publik.pdf Restricted Access | 1.38 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.