Abstract:
Skripsi ini dilatar belakangi bahwasanya komunikasi dan
penyampaian pesan materi pelatih dalam meraih perhatian dan konsentrasi
selama proses latihan tidak bisa hanya sekedar informatif namun juga
bersifat mengajak (persuasif), yakni karena seorang atlet yang masih duduk
di bangku Sekolah Dasar cenderung mudah meniru namun sering kali
perhatiannya teralihkan, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang
pelatih selama proses latihan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
perumusan dan pelaksanaan strategi komunikasi persuasif antara pelatih
dengan atlet dalam membentuk karakter baik dan motivasi semangat
berkompetisi taekwondo di SDT Bina Ilmu dan apa saja faktor pendukung
serta penghambat komunikasi antara pelatih dengan atlet. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek
penelitian, seperti contoh dari skripsi terdahulu yang berjudul Komunikasi
Persuasif Guru dan Murid dalam membentuk Akhlakul Karimah (Studi
Kasus Pada Taman Kanak-kanak Al-Furqan Enrekang)”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pertama, perumusan strategi
komunikasi persuasif ada 4 yaitu, komunikasi antara pelatih dengan atlet,
komunikasi antara pelatih dengan orangtua atlet, komunikasi antara orangtua
atlet dengan atlet, komunikasi antara atlet dengan sesama atlet. Kedua
pelaksanaan strategi komunikasi persuasif menggunakan 3 teknik, yaitu
teknik integrasi, teknik asosiasi, dan teknik ganjaran (Pay off technique) dan
hukuman (fear arrousing technique). Ketiga, faktor pendukung dalam
komunikasi antara pelatih dengan atlet adalah kredibilitas pelatih dan
efektifitas pesan persuasif, sedangkan faktor penghambat terbagi menjadi 5
yaitu: waktu latihan yang sebentar, kehadiran atlet sedikit pada saat latihan,
tempat dan peralatan yang kurang lengkap, atlet yang tidak ikut serta dalam
kegiatan kejuaraan dan kurangnya fokus pelatih pada saat pelatihan