Abstract:
Penelitian ini berawal dari jauh berbedanya kata al-Balâ‟
dalam Al-Qur‟an dan kata Bala yang dipahami dalam kosa kata bahasa
Indonesia. Jika didalam Al-Qur‟an kata Al-Balâ‟ mengandung arti “ujian”
yang model ujian itu sendiri berbeda-beda. Berbeda kata al-Balâ‟ yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan ejaan Indonesia, bala dalam
kata Indonesia dimaknai sebagai sebuah kata yang mengandung makna yang
berkonotasi negatif, seperti bala bencana, tolak bala, dan lain-lain.
Berawal dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengkaji lagi lebih
dalam sehingga bisa memahami makna Balâ‟ agar tidak salah dalam bersikap
Ketika ujian tersebut datang dan berfokus pada rumusan masalah berikut:
1)Bagaimana penafsiran Quraish Shihab dan Abu Ja'far Muhammad bin
Jarir ath-Thabari terhadap ayat-ayat Balâ‟ ? 2) Bagaimana persamaan dan
perbedaan penafsiran Quraish Shihab dan Abu Ja'far Muhammad bin Jarir
ath-Thabari terhadap ayat-ayat Balâ‟? 3) Bagaimana Kontektualisasi ayat
tentang Balâ‟ pada masa kini?
Untuk membahas masalah tersebut,penulis memakai jenis penelitian
bersifat kepustakaan (library research). Penelitian ini juga menggunakan
metode komparatif dalam menafsirkan Al-Qur‟an. Tujuan penelitian ini
untuk memaparkan penafsiran Balâ‟ menurut Quraish Shihab dan Ibnu Jarir
Ath-Thabari sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan diantara kedua
mufassir tersebut.
Setelah penelitian dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Secara
umum, menurut kedua mufassir ujian bagi manusia meliputi dua hal, yakni
kebaikan dan keburukan, sehingga ujian itu tidak melulu berwujud dalam
bentuknya yang buruk dari segi kehidupan manusia. 2) Pokok kandungan
penafsiran dari kedua mufassir terhadap ayat al-Qur‟an mengenai ayat Balâ‟
cenderung sama. Keduanya menjelaskan bahwa Allah memberikan ujian
atau Balâ‟ kepada semua makhluknya, tidak hanya dilakukan dengan hal
buruk saja, dan mereka memaknai Balâ‟ atas Nikmat dari Allah SWT.
Namun, ada juga perbedaaanya seperti perbedaan bahasa, gaya penulisan. 3)
Kontektualisasi ayat bala relevan untuk diterapkan di masa kini, banyak
contoh Bala‟ yang terjadi di Indonesia sebagai mana yang sudah diungkapan
pada Surat Al Anbiya‟ ayat 155 Allah memberikan rasa takut kepada
manusia untuk menunjukan siapa yang tidak berpaling dari Allah