Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap secara mendalam
penafsiran Syaikh Abdullah al-Harari terhadap „Ishmah al-Anbiyā‟ tentang
kema‟shūman para Nabi dalam Kitab Bughyah at-Thālib li Ma‟rifati al-„Ilmi
ad-Dīnī al-Wājib. Syaikh Abdullah al-Harari adalah seorang alim, panutan
para muhaqqiq, rujukan dan pemuka ulama. Beliau adalah salah satu ulama
ahlussunnah terkemuka, tidak jarang orang-orang yang tidak suka dengan
beliau, kemudian memojokkan nama Syaikh Abdullah al-Harari bahkan
dengan membuat berita-berita bohong yang amat jauh dari fakta. Barangkali
nama beliau tidak sesohor ulama ahlussunnah lainnya yang telah masyhur di
kalangan kita. Akan tetapi di timur tengah beliau amat masyhur. Kitab ini
mencakup ruang yang begitu luas dan mudah dipahami bagi para pembaca.
Kema’shuman para Nabi di dalam Al-Qur’an sangatlah banyak. Maka
untuk mengetahui penafsiran Syaikh Abdullah al-Harari terhadap‟Ishmah al-
Anbiyā‟ tentang kema‟shūman para Nabi, penulis memfokuskan pada empat
Nabi, yakni Nabi Adam a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ayyuba.s., dan Nabi
Muhammad SAW. Para Nabi yang empat ini dipilih karena para Nabi inilah
yang memiliki pembahasan yang banyak dikalangan para mufassirīn dan
terdapat pemahaman yang tidak sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh
seorang Nabi. Penelitian ini berusaha mengkaji, meneliti, menelaah dan
memahami pandangan Syaikh Abdullah al-Harari tentang ma‟shūm dengan
merujuk kepada karya-karya tafsir dan karya tafsir beliau yang terkait dengan
kema‟shūman. Penelitian ini kemudian dipadukan dengan metode
deskriptifanalitis, yaitu penelitian yang tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data namun juga meliputi usaha klarifikasi
data, analisa data daninterpretasitentangarti data yang diperoleh sehingga
dapat menghasilkan gambaran yang utuh dan menyeluruh dari penafsiran
Syaikh Abdullah al-Harari terhadap‟Ishmah al-Anbiyā‟ tentang kema‟shūman
para Nabi dan Rasul dalam Kitab Bughyah at-Thālib li Ma‟rifati al-„Ilmi ad-
Dīnī al-Wājib.
Hasil penelitian ini memberikan fakta bahwa penafsiran Syaikh
Abdullah al-Harari atas kema‟shūman para Nabi banyak mencounter
pendapat-pendapat yang menyimpang atau tidak sesuai dengan prilaku yang
dimiliki oleh seorang Nabi. Diantaranya adalah terdapat cerita-cerita
israiliyyat yang sudah tersebar dimasyarakat luas pada zaman ini.