Abstract:
Asy-Syâfi„î diketahui memiliki beberapa murid yang
mengembangkan dan menyebarkan mazhabnya. Para pengembang dan
penyebar mazhab Syâfi„î –yang selanjutnya dikenal dengan Ashhâb asy-
Syâfi‘î- ini tersebar ke beberapa wilayah sehingga melahirkan dua metode
dalam mengaktualiasikan nash-nash Asy-Syâfi„î yang disebut dengan
Tharîqah al-‘Irâqiyyîn dan Tharîqah al-Khurâsâniyyîn. Abû „Alî As-Sinjî
(w. 427 H) merupakan orang pertama yang mengkompromikan dua metode
tersebut dalam karyanya. Sedangkan penghimpunan kedua metode tersebut
baru sempurna diselesaikan oleh Ar-Râfi„î (w. 623 H) dan An-Nawawî (w.
676 H) dalam karya-karyanya. Kondisi ini menjadikan Syâfi„iyyah periode
berikutnya lebih merujuk pada pendapat keduanya. Bahkan kedudukan
keduanya diutamakan oleh Syâfi„iyyah masa selanjutnya dan mereka akan
berpaling dari orang-orang yang kontra terhadap keduanya. Kedua imam ini
telah meninggalkan jasa yang besar bagi mazhab Syâfi„î, karena mazhab
Syâfiʻî belum tervalidasi pada masa sebelum keduanya dengan belum
diketahuinya qaul atau wajh yang kuat dan dijadikan acuan.
Para mufti Syâfi„iyyah akan menjadikan pendapat Ar-Râfi„î dan An-
Nawawî sebagai acuan utama dalam fatwa mereka. Apabila pendapat Ar-
Rafi„î dan An-Nawawî berbeda, Syâfi„iyyah lebih mendahulukan pendapat
An-Nawawî. Namun tidak berarti pendapat Ar-Râfi„î lemah, karena banyak
juga ditemukan pendapatnya yang diunggulkan. Perbedaan pendapat
keduanya ini bisa diketahui dalam karya-karya mereka. Salah satu karya Ar-
Râfi„î adalah Asy-Syarh al-Kabîr yang diringkas oleh An-Nawawî ke dalam
Raudhah ath-Thâlibîn. Dalam ringkasannya ini, An-Nawawî tidak selalu
mengikuti penggunaan redaksi dalam Asy-Syarh al-Kabîr. Bahkan An-
Nawawî banyak menambahkan pendapat-pendapatnya sendiri di dalamnya.
Dalam permasalahan jual-beli dan salam, ditemukan beberapa
perbedaan pendapat Ar-Râfi„î dan An-Nawawî. Sebagian perbedaan itu
diuraikan oleh beberapa ulama Syâfi„iyyah masa selanjutnya dalam karyakarya
mereka disertai pilihan mereka pada salah satunya berikut istidlâl-nya.
Dari uraian tersebut diketahui bahwa ada pendapat Ar-Râfi„î yang dipilih dan
dianggap lebih kuat oleh Syâfi„iyyah generasi selanjutnya.