Abstract:
Kewarganegaraan melambangkan sesuatu adanya suatu chemistry
antara seseorang manusia dengan bumi tempat tinggalnya atau kelahirannya.
Seseorang manusia secara natural tidak dapat hidup secara individual.
Kedudukannya sebagai warganegara sangat terkait dengan beberapa faktor
yang mengatur banyak aspek kehidupan, seperti; tempat tinggal, manusia,
penguasa dan aturan atau sistem. Kedudukan manusia sebagai warganegara
juga menciptakan hubungan berupa identitas, partisipasi, hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik. Semua warga di dalam satu negara memiliki
kedudukan yang sama di hadapan hukum, berhak atas perlindungan, dan
berkewajiban berpatisipasi. Pada saat yang sama, setiap individu harus patuh
pada ketentuan yang ditetapkan oleh negaranya.
Dalam upaya penyusunan bahan tulisan tesis ini, penulis
menggunakan beberapa metodologi penelitian; (a) Penelitian perpustakaan
(library research) dimana sumber utama penelitian ini adalah karya tulis
para ilmuan yang berkaitan dengan judul tesis ini, baik dalam bahasa Arab,
Inggris, maupun Indonesia. (b) Analisa data survey tentang“A survey on the
Religious Outlook of the Singapore Muslim Community”. (c) Analisa fatwa
Muis mengenai pemakaian hijab di sekolah pemerintah dan fatwa donor
organ tubuh. (d) Wawancara dengan Mufti Negara Singapura dan Fellow
Penyelidikkan RSIS mengenai beberapa kasus sosio-keagamaan.
Dalam konteks Republik Singapura, muslim minoritas yang
didominasi oleh bangsa Melayu merupakan penduduk asal Singapura.
Mereka mempunyai keistimewaan yang tertuang di dalam konstitusi
negara.Namun pada perjalanannya sebagai warganegara, mereka mengalami
dinamika. Untuk mencapai situasi yang nyaman seperti saat ini, mereka telah
dan terus bejuang dengan segala upaya. Dari sudut sosio-keagamaan, secara
khusus mereka harus menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.
Kemakumuran dalam sosio-keagamaan bisa dijalankan dalam dua sudut; (a)
Sudut ibadah: penghayatan masyarakat Islam terhadap substansi agama
secara menyeluruh dan pesan kemurniaan ajaran agama harus disampaikan
kepada umat manusia. (b) Sudut sosial: Masyarakat Islam harus setara dan
berkontribusi dalam mewujudkan kemajuan sosial, khususnya dalam
perkara-perkara kebaikan. Oleh sebab itu, Fikih Minoritas memainkan
perannya sebagai akomodasi untuk mencapai kedua aspek agama; rohani dan
kehidupan sebagai muslim minoritas di Singapura.