Abstract:
Seperti yang diketahui, saat ini kebanyakan manusia bersifat
individualisme. Mereka menjadi anti sosial karena semua bisa didapatkan
hanya melalui smartphone dan menyebabkan interaksi sosial semakin
berkurang. Pengidap masalah mental ini saat bertemu dengan orang lain,
mereka merasa canggung atau bingung harus berinteraksi seperti apa.
Sedangkan, manusia merupakanmakhluk sosial yang selalu membutuhkan
orang lain. Social awkwardness adalah suatu keadaan ketika kita merasa
canggung atau tidak nyaman berinteraksi dengan sesama. Fenomena ini sering
terjadi dan sering kita abaikan atau bahkan tidak disadari oleh khalayak.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan
metode pengumpulannya melalui penelitian pustaka (library research).
Sedangkan metode penelitiannya yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini berdasarkan kepada Q.S. Ali 'Imran [3]: 139, Q.S. AnNahl [16]: 127, Q.S. Al-Ḥujurāt (49): 10, An-Nisā' (4): 1, Q.S. Al-Hujurat
(49): 13, dan Q.S. Yūnus (10): 62 diseetai pandangan Hamka terhadap
fenomena ini secara tidak langsung. Kesimpulan dari penelitian ini
memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana sebuah tafsir
memberikan solusi terhadap fenomena social awkward.