Abstract:
Kajian terhadap manuskrip kuno di Nusantara semakin diminati oleh
akademisi, dosen, mahasiswa dan peneliti. Namun, kajian dengan pendekatan
ulumul Qur’an masih sedikit. Salah satunya, pada aspek rasm. Di Indonesia,
kajian ilmu rasm 'uṡmānī masih jarang dikaji dan diminati, baik di lembaga
pendidikan formal maupun non formal termasuk di pesantren. Mushaf A.221
sudah pernah diteliti pada aspek kaligrafinya. Namun, penggunaan rasm pada
mushaf A.221 ini belum diteliti. Sehingga penulis berusaha melengkapi puzzle
peradaban yang terkandung dalam mushaf kuno itu dapat diselesaikan dengan
baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan kaidah ḥażf ḥarfi
pada surah Al-Baqarah dalam mushaf kuno Aceh A.221 dan menganalisis
kesesuaian penggunaan kaidah ḥażf ḥarfi pada surah Al-Baqarah dalam
mushaf kuno Aceh A.221 berdasarkan riwayat Syaikhān. Jenis penelitian yang
digunakan adalah (library research) dan bersifat kualitatif, dengan menjadikan
mushaf A.221 koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai
sumber data primernya. Metode analisisnya menggunakan analisis deksriptif
dan metode naskah tunggal. Pendekatan penelitian ini menggunakan
pendekatan ilmu rasm dan ilmu filologi, termasuk juga kajian kodikologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulisan kaidah ḥażf ḥarfi dari sejumlah
kata dalam surah Al-Baqarah (1-141) terdapat 152 kata, terdapat 22 kata yang
sesuai dengan ittifāq riwayat Syaikhān, 43 kata yang sesuai dengan riwayat
Ad-Dānī dan 87 kata yang tidak sesuai dengan ittifāq riwayat Syaikhān.
Mengenai aspek rasm pada kaidah ḥażf ḥarfi berdasarkan pada pengamatan
sebaran kata pada surah Al-Baqarah (ayat 1-141) mushaf ini menggunakan
rasm ‘usmānī dan rasm imlā’ī. Karena melihat beberapa kata yang ditemukan
ada yang sesuai dengan riwayat Syaikhān, ada yang tidak sesuai atau bahkan tidak konsisten. Dalam hal penerapan rasm ‘usmānī lebih sesuai dengan
riwayat Ad-Dānī. Sedangkan, sebagian kata lainnya ditulis menggunakan rasm
imlā’ī. Maka dari itu mushaf ini tidak hanya menggunakan satu macam rasm
saja, melainkan pencampuran antara dua rasm, yaitu : rasm ‘usmānī dan rasm
imlā’ī seperti umumnya mushaf kuno Nusantara lainnya.