Abstract:
Alam diciptakan dengan keseimbangan sempurna, dan tugas manusia
adalah menjaga dan merawatnya, bukan hanya memanfaatkannya. Krisis
lingkungan saat ini disebabkan oleh pandangan yang menempatkan manusia
sebagai pusat segalanya, serta sikap egois dan pelanggaran terhadap norma
moral.
Rumusan masalah penelitian ini mencakup bagaimana penafsiran
Tantawi Jauhari dalam tafsir Al-Jawāhir terhadap ayat-ayat ekoteologi dan
relevansinya dengan kondisi saat ini. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif berbentuk kajian pustaka. Data dikumpulkan melalui analisis isi dan
informasi tertulis dari berbagai sumber media massa. Sumber primer dalam
penelitian ini mencakup kitab tafsir Al-Jawāhir dan menggunakan pendekatan
maudhu’i menurut Al-Farmawi.
Penelitian ini menekankan pentingnya pemahaman spiritual dan
teologis dalam menangani kerusakan lingkungan, dengan pendekatan
ekoteologi yang menghubungkan ajaran agama dengan pelestarian alam.
Islam mengajarkan bahwa menjaga lingkungan adalah kewajiban spiritual.
Oleh karena itu, tafsir Al-Jawāhir Fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Karim dipilih untuk
mendalami hubungan antara ajaran Al-Qur’an dan pelestarian lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekoteologi dalam Al-Qur’an
menekankan pentingnya prinsip agama, terutama Islam, untuk melindungi
lingkungan. Konsep khalifah dan etika Islam menjadi dasar untuk melindungi
dan menjaga alam. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tindakan
manusia yang tidak bertanggung jawab memerlukan penerapan prinsip syariah
dan pendekatan agama. Kerjasama internasional dan dialog antaragama juga penting untuk mengatasi masalah lingkungan. Memahami ciptaan Allah
mengingatkan kita pada tanggung jawab di bumi, memperkuat iman dan
menjaga lingkungan dengan bijak. Tafsir Tantawi Jauhari mengajarkan bahwa
memahami kebesaran Allah dan menjalankan peran kita di bumi adalah kunci
untuk mendapatkan rahmat dan menghindari hukuman.