Abstract:
Al-Qur'an menekankan pentingnya menuntut ilmu melalui berbagai ayat danhadis, seperti dalam Surat Al-Mujadalah [58]: 11 dan Ayat Al-'Alaq [96]: 1-5, yangmenyoroti derajat tinggi bagi yang beriman dan berilmu serta kewajiban membacasebelum ibadah. Ilmu dalam Islam tidak hanya untuk menemukan kebenaranilmiahtetapi juga untuk memahami tanda-tanda dan kebajikan. Imam Al-Ghazali danhadisRasulullah menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, dengan etika yang penting dalam prosesnya, sebagaimana dicontohkan dalamkisahNabi Musa dan Nabi Khidir. Penelitian ini berfokus pada etika menuntut ilmudalamTafsir Fi Zhilalil Qur’an oleh Sayyid Quthb, khususnya dalam Surah Al-Kahfi ayat
66-82. Adapun tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang etika menuntut
ilmu dalam Al-Qur'an menekankan pentingnya menuntut ilmu melalui berbagai ayat
dan hadis, seperti dalam Surat Al-Mujadalah [58]: 11 dan Ayat Al-'Alaq [96]: 1-5, yang menyoroti derajat tinggi bagi yang beriman dan berilmu serta kewajibanmembaca sebelum ibadah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk penelitiankepustakaan (library research), dengan teknik pengambilan data dokumentasi sertateknik pengumpulan data analisis isi, Pendekatan penelitian yang penulis gunakanialah tafsir tematik (maudhu'i). Sumber data primer dalam penelitian ini ialahkitabTafsir Fii Zhilalil Qur'an karya Sayyid Qutb. Sedangkan sumber data sekundernyaberupa jurnal, skripsi, dan buku yang berkaitan dengan pembahasan etika menuntut
ilmu
Hasil dari penelitian ini: pertama, Berhubung penulis menggunakanpenafsirsn Sayyid Qutb mengenai etika menuntut ilmu dalam QS. Al-Kahfi [18]:66- 82, Sayyid Qutb menjelaskan bahwa kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalamsurat
ini mengandung nilai-nilai yang penting dalam dunia menuntut ilmu, yakni
penghormatan tinggi yang dilakukan Nabi Musa sebagai murid kepads Nabi Khidir
sebagai sang guru, komitmen dalam menaati perintahnya, bersabar, permintaanmaaf
setelah melakukan kesalahan dan lain-lain. Kedua , Penafsiran SayyidQutbterhadap ayat-ayat etika menuntut ilmu dalam QS. Al-Kahfi [18]: 66-82 itusangat
relevan dengan etika menuntut ilmu pada zaman kontemporer yang kerapterjadi
saat ini. Kisah Nabi Musa dan Nabi khidir mengajarkan banyak hal tentangetikamenuntut ilmu yang tetap relevan hingga saat ini. Pada zaman modern, di manapengetahuan berkembang pesat dan sering kali kompleks, pelajaran dari kisah ini seperti berprilaku sopan dan rendah hati, kesabaran dsn kesediaan menerima kritik, selektif dalam bertanya, dan kesadaran terhadap kekurangan diri.