DSpace Repository

Etika Menuntut Ilmu DalamTafsirFī Ẓilāl Al-Qur’ān Karya Sayyid Quṭb (W. 1966). (Studi Analisis PenafsiranQs. Al-Kahfi [18]: 66-

Show simple item record

dc.contributor.advisor Siti Rohmah
dc.contributor.author Nuuruz Zahra, 20211583
dc.date.accessioned 2025-03-20T04:39:52Z
dc.date.available 2025-03-20T04:39:52Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4178
dc.description.abstract Al-Qur'an menekankan pentingnya menuntut ilmu melalui berbagai ayat danhadis, seperti dalam Surat Al-Mujadalah [58]: 11 dan Ayat Al-'Alaq [96]: 1-5, yangmenyoroti derajat tinggi bagi yang beriman dan berilmu serta kewajiban membacasebelum ibadah. Ilmu dalam Islam tidak hanya untuk menemukan kebenaranilmiahtetapi juga untuk memahami tanda-tanda dan kebajikan. Imam Al-Ghazali danhadisRasulullah menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, dengan etika yang penting dalam prosesnya, sebagaimana dicontohkan dalamkisahNabi Musa dan Nabi Khidir. Penelitian ini berfokus pada etika menuntut ilmudalamTafsir Fi Zhilalil Qur’an oleh Sayyid Quthb, khususnya dalam Surah Al-Kahfi ayat 66-82. Adapun tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang etika menuntut ilmu dalam Al-Qur'an menekankan pentingnya menuntut ilmu melalui berbagai ayat dan hadis, seperti dalam Surat Al-Mujadalah [58]: 11 dan Ayat Al-'Alaq [96]: 1-5, yang menyoroti derajat tinggi bagi yang beriman dan berilmu serta kewajibanmembaca sebelum ibadah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk penelitiankepustakaan (library research), dengan teknik pengambilan data dokumentasi sertateknik pengumpulan data analisis isi, Pendekatan penelitian yang penulis gunakanialah tafsir tematik (maudhu'i). Sumber data primer dalam penelitian ini ialahkitabTafsir Fii Zhilalil Qur'an karya Sayyid Qutb. Sedangkan sumber data sekundernyaberupa jurnal, skripsi, dan buku yang berkaitan dengan pembahasan etika menuntut ilmu Hasil dari penelitian ini: pertama, Berhubung penulis menggunakanpenafsirsn Sayyid Qutb mengenai etika menuntut ilmu dalam QS. Al-Kahfi [18]:66- 82, Sayyid Qutb menjelaskan bahwa kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalamsurat ini mengandung nilai-nilai yang penting dalam dunia menuntut ilmu, yakni penghormatan tinggi yang dilakukan Nabi Musa sebagai murid kepads Nabi Khidir sebagai sang guru, komitmen dalam menaati perintahnya, bersabar, permintaanmaaf setelah melakukan kesalahan dan lain-lain. Kedua , Penafsiran SayyidQutbterhadap ayat-ayat etika menuntut ilmu dalam QS. Al-Kahfi [18]: 66-82 itusangat relevan dengan etika menuntut ilmu pada zaman kontemporer yang kerapterjadi saat ini. Kisah Nabi Musa dan Nabi khidir mengajarkan banyak hal tentangetikamenuntut ilmu yang tetap relevan hingga saat ini. Pada zaman modern, di manapengetahuan berkembang pesat dan sering kali kompleks, pelajaran dari kisah ini seperti berprilaku sopan dan rendah hati, kesabaran dsn kesediaan menerima kritik, selektif dalam bertanya, dan kesadaran terhadap kekurangan diri. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Etika en_US
dc.subject Menuntut Ilmu en_US
dc.subject Fī Ẓilāl Al-Qur’ān. en_US
dc.title Etika Menuntut Ilmu DalamTafsirFī Ẓilāl Al-Qur’ān Karya Sayyid Quṭb (W. 1966). (Studi Analisis PenafsiranQs. Al-Kahfi [18]: 66- en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account