Abstract:
Akhlak merupakan segala bentuk perbuatan manusia yang dilakukan
tanpa paksaan. Bila kehendak dan kemauan seseorang bertentangan dengan
asas-asas ajaran Islam, maka perilaku tersebut termasuk ke dalam akhlak
mazmumah. Akhlak mazmumah adalah segala bentuk sikap serta tingkah laku
yang tercela, salah satunya adalah Ujub (berbangga diri). Penulis memutuskan
untuk mendasarkan penelitian dan sumber utamanya pada tafsir Marāh Labīd
karena tafsir ini memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah penjelasan
yang komprehensif tentang aspek-aspek ilmiah, berbagai pendekatan untuk
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan kombinasi metode ijmāli dan tahlīli,
juga aliran bi al-ma’tsūr dan bi al-ra’yi al-mahmūd, begitu juga corak lughawi,
sūfi, fiqhi, dan adab ijtimā’i.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan
metode penelitian library research (penelitian pustaka), yaitu dengan cara
membaca, menelaah buku dan literatur lainnya serta mengumpulkan data yang
berkaitan dengan topik yang dibahas. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analitis.
Hasil penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Penafsiran Syekh
Nawawi terhadap ayat-ayat tentang ujub yaitu Allah SWT. memerintahkan kita
untuk menyembah Allah SWT. dan larangan untuk mempersekutukan-Nya,
serta berbuat baik terhadap sesama dan menghormati orang tua. Kemudian
Allah SWT. melarang kita untuk merasa suci dan bersih dari dosa. Allah juga
menyuruh kita untuk menjauhi sifat sombong dan bangga diri, merasa diri
lebih tinggi dari orang lain dan tidak mau mengakui kekurangannya. Allah juga
tidak menyukai orang-orang yang terlalu berlebihan dalam menyikapi
kesedihan dan kegembiraan, Sebab terlalu berlarut dalam kesedihan dapat
menghalangi seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT. dan
kegembiraan yang terlalu dapat mengakibatkan munculnya sikap angkuh dan
sombong. 2) Kontekstualisasi ujub menurut Syekh Nawawi al-Bantani, bahwa ujub pada zaman sekarang lebih berbahaya, sebab dahulu Iblis hanya tidak mau
bersujud kepada Nabi Adam AS. sedangkan pada zaman sekarang manusia
banyak yang lupa bersyukur kepada Allah dan menganggap bahwa segala hal
yang dimilikinya itu merupakan usaha dan kerja kerasnya, sehingga timbul
rasa ujub dalam hatinya.