DSpace Repository

Ujub Perspektif Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (w. 1897M) (Studi Analisis Terhadap Kitab Tafsīr Marāh Labid Li Kasyfi Mana Quranil Majid)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Mayadah Hanawi
dc.contributor.author Putri Nur Fadiyah, 19211275
dc.date.accessioned 2025-11-29T09:06:21Z
dc.date.available 2025-11-29T09:06:21Z
dc.date.issued 2025
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4515
dc.description.abstract Akhlak merupakan segala bentuk perbuatan manusia yang dilakukan tanpa paksaan. Bila kehendak dan kemauan seseorang bertentangan dengan asas-asas ajaran Islam, maka perilaku tersebut termasuk ke dalam akhlak mazmumah. Akhlak mazmumah adalah segala bentuk sikap serta tingkah laku yang tercela, salah satunya adalah Ujub (berbangga diri). Penulis memutuskan untuk mendasarkan penelitian dan sumber utamanya pada tafsir Marāh Labīd karena tafsir ini memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah penjelasan yang komprehensif tentang aspek-aspek ilmiah, berbagai pendekatan untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, dan kombinasi metode ijmāli dan tahlīli, juga aliran bi al-ma’tsūr dan bi al-ra’yi al-mahmūd, begitu juga corak lughawi, sūfi, fiqhi, dan adab ijtimā’i. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian library research (penelitian pustaka), yaitu dengan cara membaca, menelaah buku dan literatur lainnya serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Penafsiran Syekh Nawawi terhadap ayat-ayat tentang ujub yaitu Allah SWT. memerintahkan kita untuk menyembah Allah SWT. dan larangan untuk mempersekutukan-Nya, serta berbuat baik terhadap sesama dan menghormati orang tua. Kemudian Allah SWT. melarang kita untuk merasa suci dan bersih dari dosa. Allah juga menyuruh kita untuk menjauhi sifat sombong dan bangga diri, merasa diri lebih tinggi dari orang lain dan tidak mau mengakui kekurangannya. Allah juga tidak menyukai orang-orang yang terlalu berlebihan dalam menyikapi kesedihan dan kegembiraan, Sebab terlalu berlarut dalam kesedihan dapat menghalangi seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT. dan kegembiraan yang terlalu dapat mengakibatkan munculnya sikap angkuh dan sombong. 2) Kontekstualisasi ujub menurut Syekh Nawawi al-Bantani, bahwa ujub pada zaman sekarang lebih berbahaya, sebab dahulu Iblis hanya tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS. sedangkan pada zaman sekarang manusia banyak yang lupa bersyukur kepada Allah dan menganggap bahwa segala hal yang dimilikinya itu merupakan usaha dan kerja kerasnya, sehingga timbul rasa ujub dalam hatinya. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Ujub en_US
dc.subject Tafsir Marāh Labīd en_US
dc.subject Kontekstualisasi en_US
dc.subject Nawawi alBantani en_US
dc.title Ujub Perspektif Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi (w. 1897M) (Studi Analisis Terhadap Kitab Tafsīr Marāh Labid Li Kasyfi Mana Quranil Majid) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account