DSpace Repository

Istidraj Menurut Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Fath Al-Qadir dan Asy-Syarawi)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sofian Effendi
dc.contributor.author Elsya Khofifatuzzahro, 21211645
dc.date.accessioned 2025-12-01T03:58:00Z
dc.date.available 2025-12-01T03:58:00Z
dc.date.issued 2025
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4539
dc.description.abstract Penelitian ini membahas konsep istidraj dalam Al-Qur’an dengan pendekatan studi komparatif terhadap dua kitab tafsir, yakni Fathul Qadir karya Imam Asy-Syaukani dan Tafsir Khawatir karya Muhammad Mutawalli AsySya’rawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedua mufassir menafsirkan ayat-ayat tentang istidraj, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penafsiran antara keduanya, serta menganalisis relevansi konsep istidraj dalam konteks kehidupan modern. Istidraj merupakan fenomena pemberian nikmat dari Allah SWT kepada hamba yang terus-menerus berada dalam kemaksiatan. Nikmat tersebut secara lahiriah tampak sebagai anugerah, namun sejatinya merupakan bentuk ujian dan peringatan yang dapat menyeret pelakunya menuju kebinasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan (library research). Pendekatan yang digunakan adalah tafsir komparatif, pendekatan kontekstual historis-sosiologis, serta pendekatan sosiologi tafsir dengan merujuk pada teori kontekstual yang dikembangkan oleh Abdullah Saeed. Pendekatan ini memungkinkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an secara relevan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat masa kini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Asy-Syaukani maupun AsySya’rawi memahami istidraj sebagai bentuk pembiaran dari Allah SWT yang berujung pada azab. Namun, keduanya memiliki penekanan yang berbeda dalam penafsiran: Asy-Sya’rawi menafsirkan dengan pendekatan reflektif dan spiritual, sementara Asy-Syaukani lebih analitis dan rasional. Ayat-ayat yang menjadi dasar pembahasan tentang istidraj meliputi QS. Āli ‘Imrān: 178, QS. Al-An‘ām: 44, QS. Al-A‘rāf: 182–183, QS. An-Naml: 4, dan QS. Al- ‘Ankabūt: 38. Relevansi istidraj dalam konteks kekinian tampak pada fenomena melimpahnya kenikmatan duniawi yang tidak dibarengi dengan ketaatan spiritual, sehingga penting bagi umat Islam untuk memahami konsep ini sebagai bentuk introspeksi diri agar tidak terperangkap dalam kelalaian. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Istidraj en_US
dc.subject Fathul Qadir en_US
dc.subject Asy-Sya’rawi en_US
dc.subject Tafsir en_US
dc.subject Tafsir Komparatif en_US
dc.title Istidraj Menurut Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Fath Al-Qadir dan Asy-Syarawi) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account