Abstract:
Keragaman budaya Indonesia tercermin dalam berbagai tradisi yang
berkembang di Tengah masyarakat, salah satunya adalah tradisi keagamaan
yang berakar dari nilai lokal namun tetap bernafaskan islam. Salah satu tradisi
tersebut adalah pembacaan Al-Fātiḥah Al-Kubrā yang dilakukan setiap Jumat
Legi di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan, sebagai bentuk
permohonan doa untuk orang yang sudah meninggal. Dalam penelitian ini
penulis ingin mendeskripsikan genealogi dan menganalisis praktik,
pemaknaan serta manfaat dari tradisi Pembacaan Al-Fātiḥah Al-Kubrā pada
Hari Jumat Legi di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
objek dan lokasi penelitian. Dalam penelitian sebelumnya hanya fokus pada
pemaknaan serta tujuan saja, sedangkan pada penelitian ini fokus pada
genealogi, praktik pelaksanaan, pemaknaan serta manfaat yang didapat dari
tradisi tersbut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Living Qur’an serta dianalisis
memalui teori Resepsi Fungsional untuk memahami bagaimana Al-Qur’an
diterima, dimaknai, dan difungsikan oleh komunitas pesantren dalam konteks
tradisi tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(field research) yang berlokasi di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini
Pasuruan. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini yaitu 17 informan
dan sumber sekundrnya berasal dari beberapa literatur yang berhubungan
dengan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi ini digagas oleh
almarhum Usman yang terinspirasi langsung dari tradisi serupa di
pesantrennya terdahulu. Adapun rangkaian kegiatannya, yaitu pembagian
kertas tawasul, pembacaan al-Fātiḥah, al-Mua’wwiẓāt, tahlil, doa dan sā’ah
fathimiyah. Tradisi ini dimaknai sebagai sarana doa, pengingat kematian,
latihan keikhlasan dan kesabaran serta pembersihan hati. Adapun manfaatnya
mencakup ketenangan batin, meringankan beban almarhum serta bekal
spiritual bagi santri.