DSpace Repository

Fenomena Beauty Privilege Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Al-Miṣbaḥ Karya M. Quraish Shihab)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Mutmainah
dc.contributor.author Zafirah Dayana, 21211834
dc.date.accessioned 2025-12-04T03:29:12Z
dc.date.available 2025-12-04T03:29:12Z
dc.date.issued 2025
dc.identifier.uri https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4598
dc.description.abstract Beauty privilege adalah perlakuan istimewa yang diterima individu karena penampilan fisik sesuai standar kecantikan, yang menimbulkan ketimpangan sosial di berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan media. Individu yang menarik sering diasosiasikan dengan sifat positif dan memperoleh lebih banyak peluang, sementara yang tidak dianggap menarik cenderung didiskriminasi. Dalam Islam, penilaian terhadap manusia didasarkan pada ketakwaan dan akhlak, bukan penampilan lahiriah. Penelitian ini merujuk pada Tafsir Al-Miṣbāḥ dengan pendekatan adabī al-ijtimā’ī untuk mengkaji respons Al-Qur’an terhadap fenomena beauty privilege secara relevan, kontekstual, dan aplikatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kepustakaan dengan pendekatan tafsir tematik (mauḍu’ī) untuk menganalisis respons Al-Qur’an terhadap beauty privilege. Data primer berasal dari Tafsīr Al-Miṣbāḥ karya M. Quraish Shihab, didukung literatur sekunder seperti buku dan jurnal yang relevan dengan tema riset. Data dikumpulkan melalui studi dokumentatif dan dianalisis secara deskriptif-analitik dengan mengkaji ayat-ayat terkait secara tematik untuk memahami pandangan Al-Qur’an tentang ketimpangan sosial berbasis penampilan fisik. QS. Al-Tīn [95]:4 menegaskan penciptaan manusia tidak hanya dalam kesempurnaan fisik, tetapi juga akal dan potensi ruhani yang mulia. QS. AlMujādalah [58]:11 menyatakan derajat ditinggikan bagi yang beriman dan berilmu. QS. Al-Ḥujurāt [49]:13 menegaskan ketakwaan sebagai ukuran utama kemuliaan, bukan ras atau keturunan. Menurut Quraish Shihab, hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan manusia dalam Al-Qur’an mencakup aspek batiniah yang lebih penting daripada aspek lahiriah. Oleh karena itu, beauty privilege dianggap menyempitkan makna kemanusiaan dan bertolak belakang dengan ajaran Islam yang mengedepankan kesetaraan, keadilan sosial, dan penilaian berdasarkan karakter serta perilaku, bukan aspek fisik semata. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Beauty Privilege en_US
dc.subject Tafsīr Al-Miṣbāḥ en_US
dc.subject M. Qu raish Shihab en_US
dc.title Fenomena Beauty Privilege Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Al-Miṣbaḥ Karya M. Quraish Shihab) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account