Abstract:
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam memuat banyak kisah para
nabi, termasuk Nabi Daud, yang penyampaiannya lebih menekankan aspek moral
daripada detail naratif. Kekosongan detail tersebut mendorong sebagian mufassir
melibatkan riwayat isrā’īliyyāt dalam tafsir mereka. Salah satu mufassir awal yang
banyak memanfaatkan riwayat tersebut adalah Muqātil bin Sulaymān (w. 150 H)
melalui karyanya Tafsīr al-Kabīr. Karya ini menandai fase penting dalam
perkembangan tafsir, namun juga menuai kritik karena sarat dengan unsur al-Dakhīl,
khususnya isrā’īliyyāt yang sering dipertanyakan keotentikannya. Penelitian ini
dilakukan untuk mengkaji penafsiran Muqātil terhadap kisah Nabi Daud dalam Q.S.
al-Baqarah [2]: 246–251 dan Q.S. Ṣād [38]: 21–25, serta menilai status riwayat
isrā’īliyyāt yang digunakannya dengan pendekatan kritik al-Dakhīl fī al-Tafsīr.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif melalui
pendekatan kajian pustaka (library research). Data primer bersumber dari Tafsīr alKabīr edisi tahqīq Dr. Abdullah Mahmud Syahatah, sedangkan data sekunder berasal
dari literatur yang relevan dengan kajian isrā’īliyyāt, kitab tafsir, literatur jarḥ wa
ta’dīl, serta jurnal dan artikel ilmiah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
dokumentasi, sedangkan analisis menggunakan metode deskriptif-analitis dengan
teori kritik al-Dakhīl fī al-tafsīr yang dikembangkan oleh Abdul Wahab Fayed.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Muqātil menggambarkan
perjalanan Bani Israil bersama Ṭālūt hingga kemenangan Daud atas Jālūt (Q.S. alBaqarah), serta kisah teguran Allah kepada Daud terkait peristiwa Batsyeba (Q.S.
Ṣād). Analisis riwayat mengidentifikasi 11 riwayat al-Dakhīl: 9 tergolong
isrā’īliyyāt tawaqquf (QS. al-Baqarah: 246, 247, 248 (kecuali sakīnah), 249, 251)
dan 2 tergolong isrā’īliyyāt mardūd (QS. al-Baqarah: 248 tentang sakīnah; QS. Ṣād:
21–25 tentang Nabi Daud). Temuan ini menegaskan bahwa tafsir Muqātil sarat
dengan narasi historis yang terpengaruh isrā’īliyyāt, sehingga pemahaman terhadapnya memerlukan pendekatan kritis dan selektif.