DSpace Repository

Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an (Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Muhammad Ulinnuha
dc.contributor.author Qori Istighfarah, 13210538
dc.date.accessioned 2020-06-30T05:53:36Z
dc.date.available 2020-06-30T05:53:36Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/695
dc.description.abstract Skripsi ini menelaah mengenai persamaan kata shadr, qalb, Fu`âd, dan lubb. Penulis mengambil keempat kata tersebut karena di dalam Al- Qur`an sering dijumpai dan tidak jarang memiliki makna yang sama, yakni dimaknai sebagai “hati”. Berangkat dari permasalahan ini, maka penulis ingin menelaahnya dengan membandingkan antara tafsir Jalalain dan tafsir al-Misbah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primernya berupa kitab tafsir Jalalain terjemah bahasa Indonesia dan tafsir al-Misbah. Sedangkan data sekundernya adalah kamus besar bahasa indonesia, kamus bahasa arab, dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata shadr adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk merasakan hal-hal yang bersifat negatif seperti perasaaa iri, dengki, benci dan marab. Qalb berkaitan dengan keimanan, Fu`âd disamakan dengan kalbu, ia sifatnya kokok dan tidak mudah terguncang. Lubb adalah sesuatu yang murni dan bersih. Dan sejatinya, meskipun keempat kata ini sekilas memiliki arti yang sama, akan tetapi apabila ditelaah lebih lanjut, kandungan makna yang mereka miliki jauh berbeda. Hal ini mendukung pendapat Abu al-„Abbas Ahmad ibn Yahya Tha‟lab, Ibn Faris, dan Abu Hilal al-Askari bahwa tidak ada sinonimitas dalam Al-Qur`an. Di samping itu penulis juga menemukan bahwa Jalalain dan Quraish Shihab tidak berbeda pendapat dalam memaknai kata shadr dan qalb. Masing-masing memaknai shadr sebagai tempat perasaan (iri, dengki, dan lainnya), dan memaknai qalb sebagai tempat dimana iman bersemayam. Untuk kata lubb keduanya memiliki sedikit perbedaan, Jalalain memaknainya sebagai orang-orang yang berakal sehat, sedangkan Quraish Shihab memaknainya sebagai orang-orang yang berakal murni. Sedangkan pada kata Fu`âd, mereka memiliki pendapat yang berbeda, Jalalain memaknai sebagai kalbu sedangkan Quraish Shihab memaknainya sebagai sesuatu yang berfungsi untuk menghadapi tugas-tugas yang berat. Hal ini dipengaruhi oleh teknik penafsiran yang mereka gunakan. Jalalain menafsirkan secara ijmali sedangkan Quraish Shihab menafsirkan secara tahlili. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Shadr en_US
dc.subject Qalb en_US
dc.subject Fu`âd en_US
dc.subject Lubb en_US
dc.subject Tafsir Jalalain en_US
dc.subject Tafsir Al-Misbah en_US
dc.title Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an (Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account