Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penafsiran Syaikh Abdul
Qadir al-Jailani mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan tazkiyah an-Nafs
dalam Al-Qur‟an studi analisis Tafsir Al-Jailânî. Penelitian ini dianggap
penting karena proses penyucian jiwa pada saat ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat umum terutama umat muslim untuk menghadapi masalahmasalah
kontemporer yang berkaitan dengan hati di zaman yang semakin
maju atau modern seperti sekarang ini agar selalu dapat menempatkan
hatinya dekat dengan Allah SWT.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)
dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Maka sumber utama dalam
penelitian ini adalah Tafsir Al-Jalânî karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani.
Sedangkan sumber sekundernya adalah buku-buku yang membahas tentang
tazkiyah an-Nafs, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
memberi penjelasan dalam tafsirnya mengenai ayat-ayat yang berkaitan
dengan tazkiyah an-Nafs yang terdapat dalam Al-Qur‟an, yakni pada QS. At-
Taubah[9]: 103 dan QS. Al-Laîl[92]: 18, dijelaskan bahwa upaya penyucian
jiwa dapat dilakukan melalui shadaqah, bisa berupa zakat, infak ataupun yang
lainnya. Selanjutnya pada QS. Fâthir[35]: 18, dijelaskan pula bahwa takut
kepada Allah lalu kemudian ia melaksanakan sholat untuk menyucikan
jiwanya dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, hal
demikian dapat dikategorikan juga dalam usaha penyucian jiwa. Kemudian,
pada QS. An-Nûr[24]: 28 dan QS. An-Nûr[24]: 30, pada ayat tersebut
dijelaskan bahwa bentuk penyucian jiwa tidak hanya berkaitan dengan hati
saja, tetapi bisa juga berkaitan dengan perbaikan diri. Ayat selanjutnya yakni
QS. Al-Baqarah[2]: 129, QS. Al-Baqarah[2]: 151, QS. Âli Imrân[3]: 164 dan
QS. Al-Jumu‟ah[62]: 2, yang dimaksud dari keempat ayat tersebut adalah
upaya penyucian jiwa melalui bentuk sarana pendidikan, yang dimana
pendidikan pokok tersebut perlu disampaikan kepada umat untuk penyucian
jiwa. Dan yang terakhir pada QS. An-Nûr[24]: 21 dan QS. An-Nisâ‟[4]: 49,
yang mana pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah Maha Kuasa dan punya
Kehendak untuk membersihkan jiwa siapa yang Dia kehendaki