Abstract:
Al-Qur‟an adalah tunggal, namun penafsiran Al-Qur‟an tidak
tunggal, sebab metode yang digunakan oleh para ulama berbeda-beda dalam
memahami Al-Qur‟an. Sekarang ini di media umum dan media sosial,
muncul perkembangan sikap beragama yang kurang toleran, dimana banyak
tokoh atau pihak yag dituduh kurang benar hanya karena melakukan hal-hal
diluar apa yang pada umumnya dilakukan banyak orang. Ini di antaranya
karena bahwa dalam Islam banyak madzhab fiqih dan banyak madzhab
tafsir, madzhab akidah, madzhab tasawuf yang kurang dipahami masyarakat
luas, sehingga orang yang berbeda dianggap dengan mudah sebagai pihak
yang salah. Sikap membenarkan satu madzhab saja lalu menafikkan
madzhab-madzhab fiqih dan tafsir yang lain adalah contoh orang yang
memahami bahwa tafsir Al-Qur‟an itu tunggal, hal ini menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kehidupan bermasyarakat. Maka
mengenalkan Madzâhib at-Tafsîr menjadi penting, dengan alasan ini penulis
tertarik meneliti pengaruh mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap
pemahaman dan sikap toleran mahasiswa IAT.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dan kualitatif,
penelitian lapangan (field research) yaitu Suatu penelitian yang dilakukan
secara sistematis dengan mengangkat data yang ada di lapangan. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
kualitatif. Dimana menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan
kualitatif ini dipilih oleh penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin
mengetahui pengaruh mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr terhadap pemahaman
dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta, PTIQ Jakarta, dan Sekolah
Tinggi Kulliyatul Qur‟an (STKQ) Al-Hikam Depok.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, dapat
disimpulkan bahwa mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr sangat mempengaruhi
pemahaman dan sikap toleran mahasiswa IAT di IIQ Jakarta dan PTIQ
Jakarta, namun untuk mahasiswa dengan latar belakang keluarga dan
lingkungan yang kurang toleran, tidak sepenuhnya menjadi toleran.
Sedangkan di STKQ al-Hikam untuk mahasiswa yang tidak menyelesaikan
mata kuliah Madzâhib at-Tafsîr hingga akhir ternyata juga berpengaruh
terhadap pemahaman dan sikap toleran mahasiswa, mahasiswa yang
mempelajari Madzâhib at-Tafsîr setengah-setengah memiliki pemahaman
yang sempit dan sikap yang tidak toleran