DSpace Repository

Kekeliruan dalam Buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman karya Fahmi Basya (Studi Analisis Ad-Dakhȋl)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Muhammad Ulinnuha
dc.contributor.author Latania Fizikri, 15210664
dc.date.accessioned 2020-07-06T06:54:47Z
dc.date.available 2020-07-06T06:54:47Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/783
dc.description.abstract Kecendrungan rasionalistik dalam penafsiran berkembang terus dari masa ke masa, banyak diantaranya tafsir yang mengungkapkan berbagai macam ilmu dari Al-Qur‟an. Penulis tafsir atau mufassir beranggapan bahwa hal tersebut merupakan salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur‟an dan bukti elastisitasnya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dari sisi lain hal ini justru merupakan penyimpangan yang terlalu jauh dan tidak sesuai dengan maksud diturunkannya Al-Qur‟an , hal seperti inilah yang dikenal dengan istilah ad-dakhȋl dalam penafsiran Al-Qur‟an. Penelitian ini mengkaji tentang unsur ad-dakhȋl yang terdapat pada penafsiran Fahmi Basya dalam buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman. Penulis menganalisa bentuk ad-dakhȋl dalam penafsiran Fahmi Basya serta menilai status ad-dakhȋl nya, dalam menganalisa penulis memakai teori kritik tafsir infiiltratif (ad-dakhȋ) Ahmad Fayed. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif berbasis kepustakaan (library research). Adapun pengumpulan data melalui kajian pustaka terhadap buku primer yaitu Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman dan buku-buku lainnya yang terkait. Pada bagian inti penulis melakukan analisis ad-dakhȋl terhadap penafsiran Fahmi Basya. Adapun hasil dari penelitian ini terhadap 7 ayat yang dijadikan objek kajian dari penelitian, penulis menilai bahwa semuanya terdapat unsur penyimpangan terhadap penafsiran Al-Qur‟an (ad-dakhīl), sangat terlihat unsur al-dakhīl bi ra’yi nya. Fahmi Basya menganggap hasil penelitiannya adalah keputusan final dan menganggap apa yang disampaikan mufassir hanya hasil rekaan semata. Ia juga terlihat menafsirkan Al-Qur‟an dengan pendapat sendiri serta menganggap baik dengan ukuran pribadinya. Memandang kepada status al-dakhīl , maka tergolong pada tafsir mardud yang tidak dapat diterima karena dalam menafsirkan ayat Al-Qur‟an, ia hanya menggunakan pendapat sendiri, sedangkan dalam menetapkan sumber otentik penafsiran harus menggunakan aspek-aspek penafsiran dengan Al- Qur‟an, hadis, pendapat sahabat dan tabi‟in, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, dan ijtihad/ ra’yu dan syarat-syarat pendukung yang lainnya en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Tafsir en_US
dc.subject Ad-Dakhȋl en_US
dc.subject Nusantara en_US
dc.title Kekeliruan dalam Buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman karya Fahmi Basya (Studi Analisis Ad-Dakhȋl) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account