Abstract:
Di dalam kajian Al-Qur`an persoalan sinonimitas merupakan bagian
penting dalam metode penafsiran. Problematika ta‟âruḍ (secara lahir teks
ayat yang satu tampak bertentangan dengan teks ayat yang lain) yang sering
diselesaikan dengan metode nâsikh mansȗkh (menghapus dan dihapus) dapat
dihindari dengan metode subtitusi dalam sinonimitas ini. Oleh karena itu
persoalan sinonimitas yang telah dirumuskan oleh para ahli bahasa mendapat
perhatian khusus oleh para ahli tafsir. Banyak ahli tafsir yang mencoba
mengkritisi kembali persoalan sinonimitas ini tidak hanya dari perspektif
bahasa namun juga teologi..Salah satu kata yang diduga tarâduf
(mengandung) sinonimitas dalam Al-Qur`an adalah kata bashara, nazhara
dan ra`a. Karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana
makna bashara, nazhara dan ra`a dalam Al-Qur`an, bila dikaji dari tafsir al-
Mishbah karya Quraish Shihab dengan tujuan untuk memudahkan memahami
makna kandungan isi Al-Qur`an sebagai pesan ilahi.
Masalah yang diangkat adalah apa perbedaan dan persamaan makna
bashara, nazhara dan ra`a dalam Al-Qur`an dalam perspektif tafsir al-
Mishbah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka (library research)
dan menggunakan sumber data primer yaitu tafsir al-Mishbah. Dan adapun
pendekatan atau teori at-Taraduf (Sinonimitas) dalam Al-Qur`an, yang
merupakan bagian pembahasan dalam ulumul Qur`an atau kaidah tafsir.
Lafazh bashara disebutkan 147 kali. lafazh nazhara disebutkan 129 kali
dan lafazh ra’a disebutkan sebanyak 299 kali dalam Al-Qur`an. Serta akna
bashara dilihat dari beberapa penafsiran ayat, yakni mengetahui, memiliki
keterampilan, melihat dengan mata kepala dan hati yang jernih, melihat
dengan penglihatan yang haqiqi seperti sifat penglihatan Allah dan ada pula
yang bermakna lain, seperti bukti-bukti ataupun hujjah yang nyata yakni Al-
Qur`an. Kedua, makna nazhara adalah melihat dengan mata kepala,
pandangan yang menyeluruh, pandangan dengan maksud mengambil i’tibar
(pelajaran). ketiga, makna ra`a adalah melihat dengan mengetahui, melihat
dengan makna menilai, melihat dengan menyeluruh, melihat dengan hati dan
fikiran.
xvi
Persamaan ketiga lafazh tersebut adalah secara umum diartikan dengan
makna melihat dan dalam tafsir al-Mishbah dijelaskan bahwa lafazh bashara,
nazhara dan ra`a adalah lafazh-lafazh yang disebutkan dalam Al-Qur`an
sebagai pandangan manusia. Quraish Shihab menjelaskan perbedaan ketiga
lafazh tersebut adalah bashara, yakni melihat dengan dengan mengetahui
seluk beluk serta perincian yang bersifat indrawi dari apa yang dilihat,
nazhara, yakni melihat bentuk dan gambaran sesuatu dan ra`a, yakni melihat
disertai dengan mengetahui secara mendalam atas hakikat sesuatu.